Kaum Profesional yang Tidak Profesional

Kompas.com - 15/04/2016, 13:19 WIB

Masa pensiun, seringkali menjadi masa yang mencemaskan, tak jarang menyeret orang ke jurang depresi. Para pensiunan menjadi cemas dan jemu karena ada dalam situasi tanpa kerja, atau tak lagi dapat berkontribusi bagi orang lain.

Yang mencemaskan para pensiunan sebenarnya bukan kematian karena hal ini sudah pasti akan tiba, melainkan berakhirnya kemungkinan. Mereka gelisah karena berada di hadapan situasi kehilangan kemungkinan untuk berubah.

Kecemasan kaum profesional yang memasuki masa pensiun ini merupakan kecemasan eksistensial, yaitu kecemasan karena kehilangan kemungkinan sebagai manusia untuk berubah.

Kecemasan tersebut dapat semakin besar apabila seorang pensiunan juga mengalami kerapuhan fisik, sakit, atau terlalu memikirkan sesuatu, misalnya anak bungsu yang tak kunjung menikah.

Pensiun sebagai berkah bagi kaum profesional

Selain kecemasan, masa pensiun bagi para profesional sebenarnya merupakan sebuah berkah karena tersedia waktu yang cukup untuk merenungkan profesi yang telah dijalani sepanjang hidup.

Masa tersebut akan menghasilkan kesadaran akan makna hidup yang telah dijalani, entah penyesalan maupun pemantaban. Dengan kata lain, masa pensiun adalah masa paling matang untuk merenungkan perjalanan hidup dan kontribusi yang telah dibuat seseorang untuk masyarakat.

Krisis para profesional di masa pensiun dapat menimbulkan tanggapan dan komitmen baru atas hidup yang sedang mereka jalani.

Tanggapan atas situasi pensiun dapat muncul dalam berbagai kegiatan, semisal membaca dan menulis buku, mengasuh cucu, berkebun, ikut klub hoby, aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, bahkan menjadi anggota parlemen.

Dengan kata lain, ”kecemasan akan berakhirnya kemungkinan dapat diatasi dengan menjalani kemungkinan itu sendiri, ” yaitu aktif mengisi waktu dengan berbagai kegiatan.

Itulah sebabnya, mengapa masa pensiun bukan saat untuk menyesali hal yang sudah lewat, melainkan saat untuk membuka peluang-peluang baru secara berbeda dari masa profesional.

Pensiun bukanlah suatu akhir, melainkan suatu awal yang menyenangkan, suatu happy beginning bagi para profesional.

Bagi para profesional, refleksi tentang pensiunan ini berguna untuk memaknai komitmen dalam profesi yang sedang dijalani. Tak heran, kajian tentang pensiun diletakkan di bagian paling akhir dari buku ini.

Filsafat yang membumi

Buku ini menantang Anda para profesional untuk merenungkan sisi kemanusiaan dalam setiap profesi yang Anda geluti. Tantangan terbesar buku ini adalah membahas pengalaman praktis seorang profesional di kota besar.

Bila setelah membaca buku ini Anda, sebagai profesional, merasa tersentuh, ikut gelisah, merasa ditelanjangi, atau sekedar mengernyitkan dahi, tujuan buku ini telah terwujud. Mahatma Chrysna (Editor Penerbit Buku Kompas)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau