Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2016, 17:42 WIB
|
EditorLatief

Susah terserapnya lulusan perguruan tinggi Indonesia karena tidak memiliki skill yang dibutuhkan perusahaan dan tidak punya critical skill.

"Skill adalah langkah utama memasuki dunia kerja, setelah itu harus punya critical skill jika ingin berkembang dan masuk jajaran manajemen perusahaan," kata Lilis.

Berdasarkan studi itu, Lilis mengatakan bahwa di era digital saat ini lulusan perguruan tinggi harus punya digital skills, yaitu tahu dan menguasai dunia digital. Agile thinking ability - mampu berpikir banyak skenario- serta interpersonal and communication skills - keahlian berkomunikasi sehingga berani adu pendapat.

Terakhir, menurut dia, para lulusan juga harus punya global skills. Skil tersebut meliputi kemampuan bahasa asing, bisa padu dan menyatu dengan orang asing yang berbeda budaya, dan punya sensitivitas terhadap nilai budaya.

Harus bersinergi

Pakar pendidikan Indonesia, Arief Rachman, yang juga jadi panelis dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa kualitas lulusan perguruan tinggi yang tak sesuai kebutuhan dunia industri adalah akibat kesalahan sistem pendidikan Indonesia selama 20 tahun lalu.

"Selama ini mahasiswa hanya disuruh belajar untuk lulus jadi sarjana. Mereka hanya mengejar status bukan proses untuk menjadi sarjana. Akhirnya mereka jadi tak punya pemahaman apa-apa terhadap proses pendidikan yang sudah dilalui," ujarnya.

Arief juga mengajak orang tua, guru dan dosen untuk  mengajarkan kepada generasi muda agar tidak takut terhadap perubahan. Ia juga mengkiritik terhadap orang yang kontra dengan perubahan kurikulum pendidikan.

"Jangan takut kurikulum pendidikan berubah, sebab perubahan itu juga untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri dan dunia yang dinamis," kata Arief.

Guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu juga berharap agar pemerintah dan perguruan tinggi bisa mengajak pihak swasta untuk menyusun kurikulum yang tepat bagi perguruan tinggi.

"Kurikulum harus dibentuk juga oleh teman-teman dari swasta, sebab dari swasta kita jadi tahu pengalaman di lapangan dan itu merupakan guru paling hebat bagi mahasiswa," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com