Semangat Mahasiswa Indonesia Bisa "Menulari" Penduduk Belanda

Kompas.com - 08/06/2016, 18:17 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Karena terlalu nyaman dengan negerinya, banyak penduduk Belanda yang enggan ke luar negeri. Padahal, menurut pemerintah Negeri Kincir Angin itu, belajar ke luar negeri adalah cara terbaik membekali diri menghadapi persaingan global.

"Berbeda sekali dengan orang Indonesia yang kerap bercita-cita kuliah di luar negeri," ujar Indy Hardono, Koordinator Beasiswa di Netherlands Education Support Office (Nuffic Neso Indonesia), kepada para penerima beasiswa StuNed 2016 pada Welcoming Session di Jakarta, Sabtu, (4/6/2016).

Saat ini, lanjut Indy, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri berjumlah 50.000-60.000. Bahkan, di Belanda, mahasiswa Indonesia menempati urutan lima besar sebagai pelajar internasional yang turut menuntut ilmu di sana.

Pemerintah Belanda mengapresiasi banyak mahasiswa asing, terutama Indonesia, yang memutuskan menuntut ilmu di sana. Karena itulah, mereka sampai berharap mahasiswa luar negeri—juga yang berasal dari Indonesia—bisa menginspirasi penduduknya.

"Mereka ingin mahasiswa asal Belanda dan penduduk lokal tahu bahwa dunia itu luas. Bahkan, di Asia Tenggara sudah ada yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” imbuhnya.

Untuk itu, pemerintah Belanda terus meningkatkan kerja sama bilateral. Di bidang edukasi, mereka konsisten memberikan beasiswa, Mereka juga menyediakan fasilitas pemberian zoekjaar visa atau dalam bahasa Inggris diartikan sebagai search year yang memungkinkan pemiliknya untuk tinggal lebih lama setelah lulus kuliah.

"Alumni bisa mengajukan visa yang berlaku hingga tiga tahun tersebut. Ini bisa dijadikan kesempatan mahasiswa Indonesia yang sudah lulus untuk mencari pengalaman kerja di Belanda," ujar Indy.

Adanya sumber daya manusia dari luar negeri seperti dari Indonesia itu, sambung Indy, pemerintah Belanda berharap penduduknya tertular semangat tersebut.

"Bagaimanapun, pergi ke luar negeri bisa menjadi bekal seseorang untuk menghadapi masa depan, terutama dalam persaingan global kelak," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau