Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu, Berdamailah... Inspirasi dari Keluarga Penyandang Disleksia

Kompas.com - 11/10/2016, 07:29 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

KOMPAS.com- Amalia Prabowo, CEO perusahaan periklanan internasional, merasa kehidupannya berubah 180 derajat ketika mengetahui putra sulungnya, Aqil, didiagnosis menyandang disleksia. Diagnosis itu serasa vonis buat sang buah hati dan dirinya.

Namun, Amalia tidak pernah mengenal kata gagal dalam hidupnya. Berasal dari keluarga berpendidikan tinggi, sejak kecil dia dituntut disiplin, bekerja keras, dan selalu sukses dalam bidang akademis oleh sang ayah.

Dari pengalamannya itu, Amalia lalu membekali Aqil dengan buku-buku pengetahuan sejak dia kecil. Aqil pun dimasukkan di salah satu sekolah paling mahal di Indonesia demi mendapat pendidikan terbaik.

Sayangnya, kali ini Amalia harus mendapatkan hasil tak sesuai harapan. Aqil tetap mengalami kesulitan membaca dan menulis—deskripsi paling sederhana untuk disleksia.

“Perasaan utama seorang ibu dari anak yang mengalami disleksia adalah frustasi. Ibu sudah menyiapkan sekolah yang terbaik untuk anaknya agar sukses dalam bidang akademis, tetapi tetap percuma,” ujar Atiqah Hasiholan, pemeran Amalia dalam film Wonderful Life saat ditemui Kompas.com, Jumat (30/9/2016).

Amalia pun sulit menerima diagnosis dokter yang mengatakan Aqil mengalami disleksia. Bahkan, ayah Amalia yang seorang dokter terkemuka pun tak dapat menerima keadaan Aqil.

“Sebenarnya tekanan paling berat itu bukan dari menghadapi anak dengan disleksia itu sendiri. Melainkan, dari ambisi dan ego si ibu dan keluarga yang terlalu besar,” ucap Atiqah.

Penolakan ini dapat menjadi jurang pemisah yang cukup besar antara ibu dan anak. Dampaknya,  ibu merasa tidak bahagia dan anak akan menjadi korban.

“Saya menolak Aqil selama dua tahun dan itu rasanya sangat suram. Memang, menjadi ibu dari anak berkebutuhan khusus itu perlu punya kesabaran yang lebih panjang,” ungkap Amalia saat pemutaran perdana film Wonderful Life kepada Kompas.com, Senin (10/10/2016).

Berdamai

Menurut Amalia, kunci kebahagiaan ibu dengan anak penyandang disleksia adalah penerimaan dan bisa berdamai dengan keadaan yang dihadapi. Kemudian, secara perlahan ibu harus mulai masuk ke dunia sang anak agar lebih mudah memahami kondisi si buah hati.

Reza Pahlevi Amalia Prabowo (kiri) beserta anaknya Aqil (kanan) usai menonton gala premier film Wonderful Life di Plaza Senayan XXI, Senin, (10/10/2016)

“Intinya adalah penerimaan. Begitu ibu berdamai, dunia akan terbuka. Saya merasa merekah kembali setelah bisa menerima keadaan Aqil,” lanjut Amalia.

Amalia mengatakan banyak kemudahan yang dia rasakan setelah bisa berdamai dengan keadaan dan mulai masuk ke dunia Aqil. Dia dapat bertemu dan menceritakan perasaannya kepada banyak orang.

Selain itu, dia juga bisa bertemu dengan ibu-ibu yang mengalami hal serupa untuk saling berbagi. Namun, proses penerimaan memang diakui Amalia tidak mudah.

Meski demikian, dia ingin menyampaikan kepada para ibu lain dengan tantangan seperti dirinya untuk selalu berusaha bahagia. Karena jika ibu tidak bahagia, tegas dia, anak tidak akan bahagia pula.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com