Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mahasiswa Indonesia Hidup sebagai Muslim di Edinburgh

Kompas.com - 12/01/2017, 11:14 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

"Masjid di Edinburgh juga membuka diri bagi siapa pun yang ingin tahu untuk kenal lebih dekat. Di Indonesia mungkin orang yang dianggap kafir enggak boleh masuk. Tapi bukan itu yang dipahami di sini," urainya.

Wahyu mengatakan, muslim Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan muslim Inggris untuk membangun wajah Islam yang lebih toleran.

Masjid-masjid besar bisa memulai membuka diri bagi umat lain, bukan sebagai tempat wisata macam di Masjid Kotagede Yogyakarta dan Demak, tetapi sebagai tempat mengenalkan Islam.

"Di sini, kunjungan berlangsung rutin. Kadang dari anak sekolah dari TK sampai remaja, kadang juga dari kalangan universitas. Imamnya sendiri yang memandu, menjelaskan makna simbolis, ritual ibadah," ungkapnya.

Edinburgh sendiri juga bisa menjadi kota tujuan untuk mengkaji islam secara kritis. University of Edinburgh menawarkan program Islamic Studies.

"Kita mempelajari islam dari kacamata linguistik, bahasa," kata Andrew Marsham, Kepala Departemen Islamic and Middle East Studies di universitas itu.

"Dengan mengkaji Islam dari kacamata linguistik dan berada di kota yang berpenduduk mayoritas non muslim seperti Edinburgh, kita bisa belajar Islam dengan lebih kritis," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com