Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Kerja dan Jalan Terjal Industri Farmasi Indonesia...

Kompas.com - 09/03/2017, 07:31 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
- Industri farmasi nasional masih menghadapi banyak tantangan. Pemasok kebutuhan 70 persen kebutuhan farmasi dalam negeri ini ibarat menghadapi jalan terjal, karena tantangan utamanya mencakup ketersediaan tenaga kerja andal.

Presiden Joko Widodo sampai mengeluarkan regulasi tersendiri untuk mendapatkan solusi bagi salah satu representasi industri berbasis sains ini. Wujudnya,  Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Salah satu poin instruksi tersebut memerintahkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk mengoordinasikan dan mengarahkan penelitian dan pengembangan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan.

"(Penelitian dan pengembangan) yang berorientasi terhadap kebutuhan dan pemanfaatan," tegas Presiden seperti dilansir dalam situs web Sekretariat Kabinet pada Selasa (19/7/2016).

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi diminta pula melakukan dan mendorong pengembangan tenaga riset dan mendirikan fasilitas riset, terutama studi klinik dan studi non-klinik.

"(Pengembangan itu) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga ahli, industri farmasi, dan alat kesehatan," sebut instruksi itu.

Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd Ilustrasi industri farmasi, salah satu usaha yang sangat bergantung pada riset dan penguasaan sains.
Semangat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja andal di industri berbasis sains seperti farmasi ini pun bak gayung bersambut dengan dunia perguruan tinggi.

Institute for Life Science (i3L), misalnya, bahkan sudah punya program Master Bio-Management.

“Kami ingin membantu industri (berbasis) sains di Indonesia," ujar Kepala Program Master Bio-Management i3L Christina Gomez, kepada Kompas.com, Senin (16/1/2017).

Menurut Gomez, i3L menggelar pendidikan memakai kurikulum yang memadukan sains dan bisnis.

Program Master Bio-Management, lanjut Gomez, juga dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga ahli bagi industri berbasis life sciences.

Lewat program itu, lanjut Gomez, para mahasiswa dapat memperoleh gambaran utuh mengenai alur kerja di perusahaan berbasis sains, termasuk industri farmasi.

Mereka bisa belajar langsung dan menyelami betapa industri ini berkembang cepat mengikuti hasil penelitian terbaru.

Tak sekadar siap pakai

Lulusan i3L pun diharapkan tak sekadar siap pakai, tetapi juga punya kompetensi sesuai kebutuhan industri, termasuk untuk kualifikasi manajerial. Kenapa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com