Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa "Master Plan", Bonus Demografi Indonesia Bakal Sia-sia

Kompas.com - 10/04/2017, 08:01 WIB

Penyebabnya, menurut Dedi, antara sektor pendidikan dan industri TIK masih belum terjadi link and match. Semua pihak masih jalan sendiri-sendiri, antara pemerintah, swasta dan lembaga pendidikan.

Sebelumnya, untuk mempertemukan link and match itulah, para praktisi TIK di KPTIK  sudah menggandeng kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja RI melalui Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi.

"Kerjasama ini selain untuk memetakan kebutuhan kompetensi tenaga kerja, juga menyiapkan pasokan tenaga kerja siap pakai di bidang TIK di Jabodetabek khususnya dan di Indonesia pada umumnya," kata Dedi.

Kegiatan itu dilanjutkan dengan pelaksanaan penyelenggaran pelatihan SDM berbasis kompetensi TIK. Dari kegiatan itulah kemudian KPTIK akan memperluas jejaring industri di bidang TIK, mulai dari rekrutmen, pelatihan kerja dan penempatan kerja.

"Kalau sesuai UU No 13 tahun 2003 tanggung jawab masalah ketenagakerjaan dan pengangguran bukan saja tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua unsur. Untuk itu kemitraan ini sangat menguntungkan, karena perusahaan bisa mendapatkan banyak SDM siap pakai," ujarnya.

Nantinya program pemetaan yang dilakukan bersama-sama antara BBPLK, KPTIK dan industri akan bisa digunakan sesuai kebutuhan banyak pihak, bukan hanya tenaga kerja tapi juga pihak industri berbasis TIK. Salah satu bukti nyatanya, tahun lalu BBPLK Bekasi sudah menggelar pelatihan hingga 3.200 peserta dan tahun ini targetnya mencapai 6000 peserta.

"Fokus pada dua kejuruan, yaitu teknika dan elektronika," ujarnya.

Saat ini hampir 90 persen anggota asosiasi TIK sudah masuk ke dalam KPTIK. Anggotanya meliputi perusahaan industri dan lembaga sosial masyarakat di bidang TIK seperti Aenaki, AOSI, APJII, Apkomindo, APMI, Aspiluki, ATSI, FTII, Genta Foundation, Klik Indonesia, LSP Komputer, LSP Open Source, LSP Telematika, Meruvian Foundation, dan Onno Center, APOI, ADEI, dan lainnya.

"Kita memang sekuat mungkin menarik banyak investasi asing masuk ke sektor TIK, tapi kita lupa menyiapkan SDM sendiri yang siap pakai, baik itu pelajar SMK maupun tenaga-tenaga kerja di balai-balai latihan kerja (BLK)," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com