JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi persaingan global yang semakin ketat, membuat Indonesia harus cepat berbenah untuk melahirkan sumber daya manusia yang andal, kompetitif, dan melek teknologi informasi.
Menyambut tantangan itu, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) terus berupaya mengembangkan program studi (prodi) baru yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Tahun 2017 ini, Universitas Multimedia Nusantara meluncurkan program studi D3 Perhotelan dan S1 Manajemen Bisnis. D3 Perhotelan ini merupakan respons UMN terhadap program kerja pemerintah Indonesia yang sedang mengembangkan 10 destinasi wisata baru.
"Untuk mengantisipasi 10 destinasi wisata baru itu, pasti akan dibutuhkan berbagai akomodasi, salah satunya hotel. Sudah tentu, dibutuhkan pula tenaga perhotelan," kata Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Ninok Leksono, saat menggelar temu media di Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Wakil Rektor UMN, Andrey Andoko, mengatakan, prodi perhotelan akan fokus ke pencetakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan praktikal perhotelan yang menyeluruh, kemampuan teknologi informasi yang mumpuni, serta kemampuan berbahasa asing dan tata kelola operasional.
UMN nantinya akan memberikan kesempatan magang di jaringan grup Hotel Santika. Sebagaimana diketahui, UMN dan Santika merupakan perusahaan di bawah bendera grup yang sama yaitu Kompas Gramedia Group.
Selain itu, D3 Perhotelan UMN juga menjalin kerja sama dengan hotel-hotel internasional ternama. Salah satunya adalah dengan Archipelago International yang membawahi hotel-hotel seperti Aston, Alana, Kamuela, Fave Hotel, Neo Hotel, Quest Hotel, dan Harper Hotel.
D3 Perhotelan menjadi prodi yang baru diluncurkan tahun 2017 ini, bersamaan dengan prodi S1 Manajemen Bisnis.
Tahun sebelumnya, UMN juga meluncurkan prodi baru yaitu S1 Teknik Elektro dengan peminatan Industry Automation, S1 Teknik Fisika dengan peminatan Manajemen Energi, S1 Arsitektur dengan peminatan Green Architecture.
Selama ini, UMN dikenal sebagai kampus dengan metode pengajaran yang sudah diselaraskan dengan kebutuhan industri terkini. Andrey mengatakan, pihaknya kini terus berbenah untuk menyiapkan sumber daya manusia andal yang siap berkompetisi di industri masing-masing.
UMN telah memiliki Rencana Induk Pengembangan UMN. Tahun ini hingga 2021 merupakan tahun penguatan untuk kolaborasi dengan industri. "Tahun 2021-2026 memperkuat pengajaran dengan kekuatan riset, dan 2026-2030 diharapkan sudah menjadi World Class University, universitas dengan kelas dunia," kata Andrey.
"Dalam usia kurang dari 10 tahun, prodi-prodi tersebut telah mendapat akreditasi A. Hanya 49 perguruan tinggi dari 4.000-an lebih perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang mendapatkan akreditasi A," kata Andrey.
Tak hanya tugas UMN
Di era persaingan global sekarang, tugas mencetak tenaga kerja yang andal disadari tak bisa dipikul sendirian oleh UMN. Rektor UMN Ninok Leksono menekankan, tugas semacam membutuhkan sinergi semua pihak.
Disadari, saat ini banyak orang yang menghindari pekerjaan teknis. "Kebutuhan insinyur kita sampai 5 juta orang, baru dipenuhi 1,2 juta insinyur. Tenaga teknis memang sedikit, minat generasi muda semakin menurun," kata Ninok.