Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pelatihan Guru PAUD Bisa Diongkosi Dana Desa

Kompas.com - 30/11/2017, 16:05 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Abdoellah menegaskan, usia dini merupakan usia emas karena saat itulah anak bertumbuh kembang secara optimal. Pada masa itu, peran orangtua dan guru PAUD sangat vital dalam merangsang tumbuh kembang anak.

“Setiap rangsangan yang diberikan saat usia dini akan menyambungkan jutaan sel-sel saraf yang ada di otak anak. Sinaps-sinaps akan terjalin sehingga anak akan lebih cerdas dan mampu berbuat lebih baik seiring bertambahnya usia mereka hingga dewasanya. Sebaliknya, jalinan sinaps akan putus setiap kali anak anak mendapat bentakan, celaan dan sejenisnya,” ujarnya.

Profesi guru PAUD, ia melanjutkan, sangat penting dalam menyiapkan masa depan bangsa. Demi menjaga kualitas pengajaran, guru perlu mengembangkan kompetensinya. Dengan begitu, guru akan  mampu mengarahkan anak didik sesuai dengan tumbuh kembangnya.

“Selain itu, kegiatan parenthing mesti dilakukan sekali sebulan,” katanya.

Ia berharap kegiatan tersebut bakal mempererat relasi dan komunikasi pendidik dengan orangtua. Dengan demikian, proses mendidik anak bakal lebih optimal.

Orangtua atau wali murid bisa mendapatkan kesempatan belajar dan mengetahui hal-hal yang penting, seperti tahapan-tahapan perkembangan anak, komunikasi efektif, serta kesehatan dan gizi.

“Hal tersebut penting sebagai upaya meminimalkan salah asuh yang berdampak pada tumbuh kembang anak,” tuturnya.

Pendidikan dan pelatihan guru PAUD melalui Program Generasi Cerdas Desa (GCD) diselenggarakan di Lombok Barat, NTB, Kamis (19/11/2017)Dok. Humas Ditjen GTK Kemendikbud Pendidikan dan pelatihan guru PAUD melalui Program Generasi Cerdas Desa (GCD) diselenggarakan di Lombok Barat, NTB, Kamis (19/11/2017)

Usai pendidikan dan pelatihan, ia meminta para guru untuk tetap menjaga semangat belajar, menggali kemampuan untuk bisa menyelesaikan persoalanan melalui kegiatan di gugus terdekat.

“Dan yang utama, guru harus mampu membuat anak senang di skolah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com