Dengan berbagai inovasi, mereka meracik Wayang Potehi menjadi tontonan yang menghibur dan tetap memiliki pesan moral. Lakon yang dimainkan saat itu adalah Sie Jin Kwi.
Kisah epos Sie Jin Kwi mewariskan nilai-nilai kehidupan seperti pantang menyerah, kejujuran, kesetiakawanan, ketangkasan, loyalitas, disiplin, watak satria, kasih sayang kepada sesama, dan berpikir positif.
Sejak itu, kelompok Potehi baru terbentuk dengan nama Sanggar Budaya Rumah Cinta Wayang. Pagelaran wayang pun mulai dijalani, mulai dari Kelenteng Boen Tek Bio di Tangerang, sejumlah mal di Jakarta, panti werda, kampus, hingga playgroup.
Dengan prinsip "Tak Wayang, Maka Tak Sayang," Rumah Cinwa mengajak keluarga-keluarga Indonesia aktif mengajak anak-anak untuk mengenal salah satu warisan budaya tak benda yang diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Pendidikan karakter menjadi efektif melalui pertunjukan seni yang menyenangkan bagi anak-anak. Tak terbatas anak-anak, generasi milenial juga bisa mencari informasi aktivitas budaya Rumah Cinwa melalui media sosial dengan akun instagram @rumahcinwa.
"Semua itu merupakan upaya agar Wayang Potehi dapat terus menjadi bagian dari keragaman budaya Indonesia," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.