Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bondhan Kresna W.
Psikolog

Psikolog dan penulis freelance, tertarik pada dunia psikologi pendidikan dan psikologi organisasi. Menjadi Associate Member Centre for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada (2009-2011), konselor psikologi di Panti Sosial Tresna Wredha “Abiyoso” Yogyakarta (2010-2011).Sedang berusaha menyelesaikan kurikulum dan membangun taman anak yang berkualitas dan terjangkau untuk semua anak bangsa. Bisa dihubungi di bondee.wijaya@gmail.com. Buku yang pernah diterbitkan bisa dilihat di goo.gl/bH3nx4 

Cara Berpikir Dominan Otak Kanan-Kiri Hoaks?

Kompas.com - 05/03/2018, 08:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hasil penelitian ini kemudian terkenal karena terbit dalam artikel majalah New York Times pada 1973 dan Harvard Business Review di tahun 1976. Apalagi ketika Sperry mendapatkan Nobel Kedokteran pada 1981 untuk penelitiannya ini, sejak itu istilah dominan otak kiri dan otak kanan menjadi sangat populer.

Sedangkan, penelitian terakhir mengenai split-brain yang dirilis laman American Psychologycal Association pada bulan November 2013 menunjukkan kecenderungan dominan otak kiri-otak kanan ini hanya merupakan mitos.

Kelompok ilmuwan neurologi dibawah pimpinan Jeffrey S. Anderson, profesor neurologi dari University of Utah melakukan penelitian longitudinal selama dua tahun menganalisa aktivitas otak dari 1,011 orang subyek berusia 7 hingga 29 tahun, mengukur proses bekerja otak kiri dan otak kanan dan kaitannya dengan proses visuospasial dan proses pemahaman bahasa melalui analisa hasil MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Anderson dan timnya menyimpulkan “Memang benar bahwa ada perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri. Pemahaman bahasa diproses pada otak kiri, dan perhatian (attention) diproses pada otak kanan, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa seseorang dominan pada satu hemisphere saja.”

Kedua bagian otak ini selalu bekerja bersama dalam satu kesatuan , sebagai contoh ketika kita melihat sebuah rumah. Otak kiri bertugas mengenali bentuk pintu, bentuk jendela, dan lain-lain, sementara otak kanan akan merangkainya menjadi satu kesatuan “rumah”.

Pada saat yang sama, otak kiri akan memberikan informasi posisi “jendela ada di sebelah kiri pintu” dan otak kanan akan memberikan informasi spasial “jarak jendela kanan lebih jauh dari pintu, dibandingkan dengan jendela kiri.” Proses ini berlaku untuk semua stimulus dan informasi yang masuk ke otak.

Misinterpretasi ini jelas-jelas punya efek negatif. Karena seseorang bisa percaya dirinya tidak kreatif karena divonis dominan otak kanan atau tidak sistematis karena divonis dominan otak kiri. Padahal faktanya tidak demikian.

Memang mungkin satu orang lebih kreatif dari yang lain, atau satu orang lebih sistematis dari yang lain. Tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan dominasi otak kiri ataupun otak kanan.

Sumber :

http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0071275

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com