Menggembleng "Soft Skills" Anak-anak Generasi Z

Kompas.com - 19/03/2018, 14:24 WIB
M Latief

Editor

"Tapi, membanjirnya konten online saat ini sangat mempengaruhi mereka dalam mengkonsumsi dan mengolah informasi. Untuk itu, mereka harus bisa mengatasi kecenderungan melihat informasi di permukaan saja agar dapat menyaring informasi dan isu yang perlu mendapat perhatian agar bisa menghasilkan visi yang benar-benar tepat untuk masa mendatang,” kata Margareta.

Selaras dengan pembentukan visi yang tepat itu, Riko Anggara, pemateri Effective Oral Communications, menambahkan bahwa para mahasiswa itu juga diharapkan bisa menyampaikan visinya secara baik.

"Saya tidak berharap mereka langsung jago di bidang public speaking seperti orang profesional, bukan itu. Tapi, ketika di masa depan mereka menemukan kesulitan, yang kita bahas dan praktikkan di sini bisa mereka jadikan opsi untuk menyelesaikan masalah dan menjawab tantangan hingga akhirnya mereka bisa berbicara dan bertindak seperti seorang pemimpin," ucap Riko.

Sementara itu, motivator James Gwee selaku pengisi materi Motivating Others lebih menekankan kepada para mahasiswa tersebut, bahwa pemimpin yang baik adalah orang yang mampu memberi motivasi dan menggerakkan orang lain untuk melakukan perubahan. James terus mendoron semangat para mahasiswa untuk punya tekad berkembang yang tidak cuma melihat hasil, tapi juga proses dimana tingkah laku sosok pemimpin itu sebagai hal penting.

"Value mereka agak berbeda dengan value zaman saya dulu. Generasi X dan Generasi Y jelas beda. Anak zaman sekarang cenderung tidak betah lama-lama pada suatu hal. Dulu nonton televisi cuma satu atau dua channel, sekarang puluhan channel. Mereka tidak fokus ke satu tontongan, tapi banyak pilihan,” kata James.

Beruntungnya, lanjut James, selain kritis, generasi Z yang dia hadapi pada pelatihan ini termasuk anak-anak cerdas, yang cepat sekali menyerap pembekalan. Bagi dia, itu adalah aset.

"Itu harus selalu di-feeding terus, kasih data terus supaya makin berkembang. Yang harus kita berikan bukan cuma pengetahuan, tapi ilmu di lapangan. Mereka kritis, maka tak cukup cuma dijejali teori, tapi harus banyak diberikan contoh pengalaman kita di lapangan, dan ini membantu mereka untuk menjadi pemimpin di masa depan," tambah James.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau