Viral Anak Curi ATM, Bagaimana Membangun Karakter Anak di Keluarga?

Kompas.com - 30/04/2018, 13:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Viral kasus pencurian uang nasabah di sebuah ATM di Kota Makassar akhirnya terungkap. Tim Khusus Polsekta Tamalanrea yang melakukan penyelidikan berhasil mengungkap identitas kedua anak perempuan yang terekam kamera CCTV.

Dihubungi Kompas.com beberapa pendidik menyampaikan keprihatinan mereka atas terjadinya peristiwa ini.

"Anak anak era digital saat ini memang sangat mudah menyerap hal-hal berbau teknologi dengan cepat," jelas Julianti Nugroho, S.Pd. Sebagai pendidik Julie merasa prihatin karena peristiwa ini merupakan gambaran jelas kondisi generasi saat ini.

"Mereka tidak bisa mengelak dengan perkembangan teknologi yang super pesat tapi adjusment itu tidak diimbangi dengan pendewasaan ahlak dan kepribadian konsisten," tambah Juli kepada Kompas.com.

Yang paling efektif mengajarkan anak supaya berkarakter adalah dengan memberi contoh dalam mengaplikasikan nilai-nilai karakter yang ditanamkan di keluarga.

Nilai-nilai apa saja yang dibutuhkan?

"Basic characters seperti kejujuran, welas asih, menghormati, dan sopan santun harus ditanamkan terus di keluarga," papar Juli. Dan tentunya, pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan memberi contoh dan pembiasaan, tambahnya.

Psikolog pendidikan Gloria Siagian, M.Psi menyampaikan keprihatinan yang senada.

"Kecerdasan itu bawaan dari lahir dan diasah melalui stimulasi, tapi karakter lebih banyak dibentuk oleh lingkungan," kata Gloria.

Tidak ada anak terlahir jadi pencuri, kalau mereka jadi pencuri sudah pasti ada  faktor lingkungan yang menjadi salah satu penyebabnya, tambahnya.

Kedua bocah perempuan masing-masing berinisial WE (11) dan RS (9) terekam kamera CCTV ATM Bank BRI yang terletak di ATM Center di depan Pesantren IMMIM Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar. Video rekaman CCTV itu pun beredar luas di media sosial dan menjadi viral sejak, Kamis (25/4/2018).

Anak belajar dari lingkungannya di mana ia dibesarkan, jelas Gloria. Mereka belajar tentang aturan, nilai, karakter dan moral yang berlaku dalam lingkungan tersebut.

Kalau misalnya ada orang yang menyampaikan bahwa mencuri adalah salah namun dalam keseharian anak melihat berbeda, maka ada kecendrungan anak akan lebih berperilaku seperti lingkungannya, daripada hanya sekedar slogan yang ada.

"Kecerdasan tidak bisa menjadi patokan bahwa anak tersebut berkarakter baik atau tidak." kata Gloria.

Lalu bagaimana membangun karakter yang baik pada anak?

Cara membangun anak yang cerdas dan berkarakter harus dimulai dari lingkungan.

"Lingkungan yang mana, ya dimulai dari lingkungan terkecil yang dikenal terlebih dahulu, yakni lingkungan keluarga," kata Gloria.

Orangtua dan anak, interaksinya harus berkarakter baik untuk bisa menghasilkan anak yang berkarakter baik juga.

Orangtua dapat mengajarkan kepada anak nilai dan aturan penting dalam kehidupan, mana yang baik dan mana yang buruk, dengan cara memberikan batasan-batasan yang jelas dalam berperilaku.

Misalnya, orangtua harusnya memberikan konsekuensi kepada anak ketika diketahui anak berbohong atau mencuri. Tujuannya agar anak memahami bahwa berbohong atau mencuri merupakan perilaku yang tidak bisa diterima.

Hal ini perlu dilakukan dengan konsisten dan tegas hingga anak benar memahami nilai kejujuran tersebut, ujarnya.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau