BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Universitas Indonesia

Mahasiswa Rantau, Kampus UI, dan Trik Mendapat Beasiswa...

Kompas.com - 03/05/2018, 13:49 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pelajar lulusan sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) dari Padang, Sumatera Barat, bernama Firman sedang bersuka cita. 

Penyebabnya, karena pengumuman Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menunjukkan kalau ia berhasil diterima di jurusan Hukum sebuah perguruan tinggi nomor satu Tanah Air, Universitas Indonesia (UI).

Tak sabar ia ingin memberitahukan pada ayah dan ibunya yang sedang bekerja. Jerih payah belajarnya selama ini membuahkan hasil. Tak sia-sia dua tahun belakangan ini ia membatasi waktu bermain.

Akan tetapi, sesaat kemudian ia dilanda kekhawatiran. Tak terbayang harus pindah ke luar daerah dan berganti status menjadi anak rantau.

Pindah ke tempat baru dan bertemu orang-orang di lingkungan baru rasanya akan menjadi tantangan.

Makin dekat waktunya ia masuk kampus, makin khawatir pula rasanya. Maklum, dari kecil sampai SMA ia terbiasa tinggal dengan orangtua. Tak terbayang kalau ia harus tinggal sendiri jauh dari keluarga.

Pengalaman Firman umum dihadapi bagi mahasiswa baru, terutama mahasiswa rantau dari luar daerah.

Terlebih lagi, saat ini banyak perguruan tinggi negeri yang menerima mahasiswa dari luar Pulau Jawa.

Selain melalui jalur SNMPTN, kampus seperti UI juga membuka jalur kesempatan lewat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Masuk UI (SIMAK UI). Tujuannya adalah untuk pemerataan kesempatan pendidikan.

Baca juga: 1849, Awal Kisah Perguruan Tinggi di Indonesia

Karenanya, lolos universitas negeri, sekalipun kampus ternama seperti yang didapatkan Firman belum cukup.

Segala persiapan harus sudah dipikirkan, bahkan jauh sebelum mantap hati memilih kampus mana yang diincar. Mulai dari hitung-hitungan biaya hidup, mencari rumah kost, sampai mengantongi nomor telepon saudara atau kerabat terdekat kalau sewaktu-waktu terjadi apa-apa.

Rinciannya, beberapa hal berikut harus jadi modal.

Pertama, cari informasi akomodasi. Mahasiswa yang asalnya bukan dari daerah kampus, biasanya akan memilih tempat tinggal dengan ngekost.

Akan tetapi, lihat juga apakah universitas menyediakan akomodasi asrama untuk mahasiswa agar lebih mudah terbiasa dahulu dengan lingkungan kampus. 

Misalnya, bila berkuliah di UI, mahasiswa asal daerah di luar Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodetabek) boleh memilih tinggal di asrama kampus.

Sebagai asrama mahasiswa, maka fasilitas yang disediakan untuk mendukung kebutuhan belajar dan aktivitas sehari-hari cukup lengkap, seperti adanya kantin, kios photocopy, kios laundry dan lapangan olahraga.

Ilustrasi: perpustakaan UI, The Chrystal of Knowledge
KOMPAS.com Ilustrasi: perpustakaan UI, The Chrystal of Knowledge
Kemudian, saat menjadi mahasiswa, aktiflah mencari bahan belajar dari berbagai sumber. Perpustakaan pusat universitas umumnya menjadi sumber koleksi jutaan buku.

Selain mengunjungi perpustakaan, cari tahu juga informasi terkait online database universitas. Mahasiswa biasanya difasilitasi untuk mengakses data dan jurnal internasional secara bebas, seperti dari American Physicological Assosiation (APA), Jstor dan Springer Link. Dengan begitu, koleksi bahan belajar pun lengkap.

Selanjutnya, ketika merantau dan jauh dari orangtua, penting sekali menjaga kesehatan. Namun, apadaya jika suatu saat sakit, maka mahasiswa harus tahu tempat yang sesuai untuk berobat. Karenanya, cari tahu pula informasi keberadan poliklinik kampus. 

Biasanya mahasiswa boleh berobat gratis, contohnya seperti mahasiswa UI yang hendak berobat di poliklinik UI Depok cukup bawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan foto, maka kartu berobat bisa didapat. Pelayanan yang tersedia antara lain Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, Poliklinik Jantung dan Poliklinik Radiologi.

Selain persiapan untuk belajar, tempat tinggal dan kesehatan, ikuti pula kegiatan di luar kelas agar bisa memperluas pertemanan.

Tim futsal putri Universitas Indonesia Tim futsal putri Universitas Indonesia
Setiap universitas biasanya menyediakan banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang beragam, mulai dari yang berbau seni, olahraga hingga kewirausahaan.

Tambahannya, untuk mahasiswa rantau, bergabunglah di paguyuban daerah asal agar bisa update informasi dan menambah teman pula dari daerah yang sama. Mahasiswa rantau asal Padang seperti Firman, misalnya, bisa mengikuti Ikatan Mahasiswa Minagkabau (Imami) di UI.

Incar beasiswa

Menjadi mahasiswa rantau, ada tantangan lain pula terkait biaya kuliah dan biaya kehidupan. Pindah ke tempat baru di kota besar biasanya perlu mengeluarkan biaya hidup yang lebih tinggi. 

Apabila penghasilan orangtua terbatas, mahasiswa harus pintar menyiasati. Misalnya, mencari alternatif beasiswa.

Di UI, secara umum ada dua kategori beasiswa yang diinformasikan direktorat kemahasiswaan, yaitu beasiswa yang berasal dari UI dan beasiswa yang berasal dari sponsor. 

Beasiswa dari sponsor umumnya berasal dari beberapa pihak, seperti pemerintah, perusahaan, perseorangan atau yayasan. Jenis pembiayaan, jangka waktu beasiswa dan besaran beasiswa tak semuanya sama. 

Ada yang biayanya mengurangi uang kuliah per bulannya saja, ada juga selain pembiayaan uang kuliah per bulan ditambah dengan uang saku, terakhir ada pula yang dalam bentuk pemberian pelatihan-pelatihan kepemimpinan. 

Salah satu mahasiswa UI yang menerima beasiswa sponsor.Dok. Universitas Indonesia Salah satu mahasiswa UI yang menerima beasiswa sponsor.
Saat ini, masih ada beberapa beasiswa dari sponsor yang pendaftarannya masih dibuka. Misalnya, beasiswa Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ Scholarship 2018 yang periode pendaftarannya masih dibuka hingga 31 Mei 2018.

Lalu, ada beasiswa dari MUFG Bank Scholarship Program 2018. Batas akhir pendaftaraanya 20 Mei 2018.

Pada dasarnya tak sulit mencari beasiswa, sekalipun di universitas nomor satu seperti UI.

“Rajin baca pengumuman di beasiswa.ui.ac.id, sering-sering konsultasi ke sosmas (Bagian Sosial dan Masyarakat) departemen dan jangan malas cari informasi di internet,” ujar mahasiwa Teknik Elektro UI 2014 sekaligus penerima beasiswa Tanoto Foundation Guardio Orlando pada Jumat (23/9/2016) dilansir dari ui.ac.id.

Mengenai beasiswa, ia juga memberikan trik. Paling utama, katanya, pastikan seluruh persyaratan dan kelengkapan berkas. 

Ia berbagi pengalaman. Katanya, ia pernah mendapat dana beasiswa Rp 6,8 juta rupiah dari Tanoto Fondation.

“Pastikan kalau nilai bagus, karena biasanya itu adalah penilaian awal yang bakal menentukan lolos atau tidak di tahap berkas,” kata Guardio. 

Selain itu, Guardio juga menjelaskan bahwa keterlibatan dalam kegiatan mahasiswa selama di kampus juga menjadi hal yang dapat dipertimbangkan.

“Biasanya pemberi beasiswa suka dengan mahasiswa yang dinamis, enggak cuma kuliah pulang aja,” tambahnya.

Mahasiswa Universitas Indonesia mengikuti kuliah umum.Dok. Universitas Indonesia Mahasiswa Universitas Indonesia mengikuti kuliah umum.
Setelah seleksi berkas terpenuhi, beberapa pihak penyelenggara beasiswa meneruskan proses seleksi melalui wawancara.

Menurut Guardio, di saat itulah mahasiswa harus bisa menunjukkan apa yang spesial dari dirinya agar bisa mendapat beasiswa tersebut.

Pada dasarnya keringanan biaya kuliah tak hanya bisa didapatkan dengan beasiswa. Alternatif lainnya adalah memilih skema pembiayaan yang tepat.

Di UI, skema pembiayaan termasuk menjadi hak mahasiswa. Jenisnya ada dua, yakni Biaya Operasional Pendidikan-Berkeadilan (BOP-B)—penetapan mekanisme biaya yang bisa disesuaikan dengan kemampuan penanggung biaya pendidikan calon mahasiswa—dan BOP-Pilihan (BOP-P).

Pilihan kedua, calon mahasiswa bisa menentukan sendiri biaya yang akan dibayarkan dan memiliki pilihan untuk berkontribusi lebih kepada pendidikan. Besaran BOP-P bisa lebih besar dari batas maksimal yang ditetapkan untuk BOP-B.

Nah, kalau mulai dari persiapan sebagai mahasiswa rantau, trik mendapatkan beasiswa, sampai skema pembiayaan tadi sudah jadi modal, kuliah di kampus negeri ternama pun terasa tak sulit bukan?


komentar di artikel lainnya
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau