Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yokawan, Permainan yang Terinspirasi "Jumanji" Karya 5 Mahasiswi IPB

Kompas.com - 05/07/2018, 15:43 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) menghasilkan karya sebuah permainan yang mereka namakan "Yokawan".

Yokawan merupakan sebuah papan permainan yang terinspirasi dari film Jumanji.

Kelima mahasiswi tersebut adalah Hilma Rosmy N, Fanisya Febriyanti H, Huky Arvi Loany, Sri Wulan, dan Sukma Dewi Heidy S.

Mereka berasal dari dua jurusan berbeda yakni Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat dan Ilmu Keluarga.

Baca juga: Si Elang, Mobil Listrik Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa Untidar

Tujuan permainan ini salah satunya untuk mengedukasi anak-anak mengenai keragaman fauna yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam permainan ini, ada sentuhan kreativitas dan inovasi yang dapat menjadi media pengenalan hewan endemik di Indonesia.

Seperti apa Yokawan?

 

Yeay! Ini dia Boardgames YOKAWAN..Kami siap hadir untuk Indonesia ????????

A post shared by PKM-M YOKAWAN IPB (@pkmm.yokawan) on May 8, 2018 at 5:29am PDT

Ide Permainan

Proses dari ide hingga pengembangan Yokawan membutuhkan waktu sekitar empat bulan.

Munculnya inspirasi pembuatan Yokawan ketika film "Jumanji 2" tayang di bioskop pada Desember 2017.

"Berawalnya, ketika tayang film Jumanji di bioskop Desember kemarin. Kemudian, banyak berita terkait perburuan hewan, ancaman kelestarian hewan, dan lain-lain di media. Kemudian kami teringat film Jumanji yang pertama, di mana latar tempatnya di Kalimantan, dan Jumanji pertama banyak memunculkan hewan-hewan. Nah, kebetulan fakultas kami di IPB kan Fakultas Ekologi Manusia. Jadi kami merasa terpanggil terkait hal tersebut," kata salah satu mahasiswi kreator Yokawan, Huky, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/7/2018) siang.

Baca juga: Terkagum-kagum Jajal Mobil Listrik Karya Mahasiswa di IIMS

Pengembangan ide permainan ini mendapatkan dukungan dana dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melalui Program Kreativitas Mahasiswa sebagai tim yang lolos PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).

Lima mahasiswi IPB yang menciptakan permainan Yokawan, permainan edukasi yang mengenalkan hewan endemik di Indonesia.Instagram Yokawan Lima mahasiswi IPB yang menciptakan permainan Yokawan, permainan edukasi yang mengenalkan hewan endemik di Indonesia.
Permainan ini sudah diaplikasikan di beberapa tempat, di antaranya dimainkan anak-anak di sekitar rumah dari lima mahasiswi tersebut.

Selain itu, Yokawan diaplikasikan di SD Negeri Cihideung Hilir 04, TPA Desa Cibanteng Bogor.

Penyampaian di sekolah

Huky menceritakan, implementasi Yokawan di SD Negeri Cihideung Hilir 04 Bogor, Jawa Barat, dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama adalah Aloha (Ayo Lihat Hewan).

Aloha dilakukan dengan menonton bersama-sama video hewan agar skema pemikiran anak terfokus pada hewan.

Tahap kedua, Carita (Cari Tahu Ya).

Carita dilakukan dengan cara menceritakan tentang hewan-hewan endemik di Indonesia beserta hal-hal menarik dari hewan endemik tersebut. Misalnya, perbedaan antara Badak Sumatera dengan Badak Jawa.

Tahap ketiga adalah Kawan (Kusuka Hewan).

Tahap ini dilakukan dengan bermain board game Yokawan.

Tahap keempat adalah Everlasting, yang merupakan evaluasi dari permainan ini.

Cara bermain Yokawan

Permainan Yokawa menciptakan nuansa baru dalam mengenal fauna endemik Indonesia dengan cara menyelesaikan misi di permainan ini.

Misi tersebut adalah mencapai titik tengah Yokawan secara bersamaan.

Pemain terdiri dari empat orang yang harus bekerja sama dan saling membantu memecahkan tantangan yang disediakan di papan permainan.

Yokawan, permainan karya 5 mahasiswi IPB yang terinspirasi film Jumanji.Instagram Yokawan Yokawan, permainan karya 5 mahasiswi IPB yang terinspirasi film Jumanji.
Jika pemain tidak dapat memecahkan tantangan, maka akan mendapatkan sanksi berupa berkurang nyawa dan dilewati satu kali putaran permainan berikutnya.

"Permainannya bisa dimainkan oleh 4 orang dengan menggunakan karakter zoologist, masing-masing pemain memiliki 4 kartu pengetahuan. Kemudian pemain melempar dadu, angka dadu menunjukan jumlah langkah yang harus mereka ambil. Setiap berhenti mengambil kartu yang berisi tantangan pertanyaan. Jika tidak bisa menyelesaikannya, pemain dapat dibantu oleh pemain lainnya dengan konsekuensi harus memberikan 1 dari 3 kesempatan yang mereka miliki," papar Huky.

Tantangan dan pertanyaan temasuk dalam komponen permainan dalam bentuk kartu.

Tantangan Yokawan, misalnya, membuat puisi tentang Elang Jawa.

Untuk pertanyaan, seputar hewan endemik di Indonesia.

Respon terhadap permainan ini

Huky mengatakan, anak-anak memberikan respons positif terhadap permainan ini.

"Dari yang kami lihat respon anak-anaknya sangat baik dan tertarik. Ketika ada beberapa dari mereka yang sedang bermain handphone bahkan meninggalkan handphone-nya dan bermain Yokawan. Itu waktu kami percobaan di anak-anak sekitar rumah," kata dia.

Selain itu, guru-guru juga memberikan respons yang baik, saat Yokawan diperkenalkan di sekolah-sekolah.

"Respons gurunya sangat positif, dan untuk selanjutnya berencana dan berharap agar dapat diintegrasikan ke mata pelajaran yg ada disekolah sebagai media," lanjut Huky.

Hingga saat ini, kata Huky, mereka sudah memproduksi 7 set permainan Yokawan dan tidak diperjualbelikan.

Untuk penyebarannya, masih menjajaki sejumlah pihak, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup karena ada rencana menempatkan Yokawan di taman nasional.

Kompas TV UniPin penyedia voucher game online akan adakan turnamen mobile legends tahun 2018 ini. UniPin tengah mengembangkan lini e-sports alias olahraga digital.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com