KILAS

Guru di Indonesia Berhak Atas Peningkatan Kompetensi

Kompas.com - 31/07/2018, 14:02 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan pada 2015 untuk melihat potret kompetensi seorang guru.

“Setelah potret guru keluar melalui hasil UKG maka guru diberi perlakuan yang berupa diklat dengan pendekatan modular sesuai dengan kebutuhan guru masing-masing,” ujar dia.

3. Program Multi Subject Teaching (MST)

Program Multi Subject Teaching merupakan program penambahan kewenangan mengajar bagi Guru Mapel bagi guru tingkatan SD, SMP maupun SMA.

Program Keahlian Guru Lintas bidang ini diadakan dalam rangka memenuhi kebutuhan guru mata pelajaran PNS yang kurang. Kekurangan tersebut terjadi karena pemerataan guru yang tidak maksimal di daerah.

Program-program tersebut tidak bisa diterapkan bila tidak ada sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan provinsi, kabupaten ataupun kota.

“Masih banyak program-program yang ditawarkan, dalam rangka pemeratan akses informasi yang merata yang bisa berdampak pada pemerataan kemampuan guru menuju guru yang profesional,” kata dia.

Fakta pendidikan di Indonesia timur

Salah satu persoalan masyarakat di wilayah Indonesia timur adalah rendahnya kualitas pendidikan di daerah terpencil.

Pendidikan di wilayah Papua misalnya. Di Papua, kualitas pendidikan masih sangat memprihatinkan.

Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Papua masih rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 50 persen anak-anak usia sekolah (3-19 tahun) tidak mendapatkan pendidikan di sekolah.

Keterbatasan fasilitas masih menjadi faktor utama. Di Papua, masih banyak sekolah yang berdiri seadanya dengan menggunakan tenda dan kursi yang lapuk. Kualitas pengajar yang tersedia juga tidak semuanya kompeten.

PAUD terbatas

Selain masalah fasilitas dan SDM, penyebab lainnya adalah minimnya stimulasi yang diberikan pada anak usia dini.

Di Papua, anak-anak lebih banyak tumbuh dan berkembang alami tanpa diberikan edukasi yang baik.

Minimnya sistem pengajaran sejak usia dini, seperti PAUD atau TK, tentu membuat pendidikan di Papua menjadi terlambat dan tidak terstruktur.

Selain itu, adat dan kebudayaan setempat juga secara tidak langsung menjadi penghambat sistem pendidikan di Papua.

Baca juga: Mendikbud Perlu Sinergi dan Sepenuh Hati Majukan Pendidikan di Papua

Seluruh fakta tersebut merupakan tantangan yang harus dijawab para guru di wilayah Indonesia timur. Pasalnya, guru memiliki peran stategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya.

”Guru harus mau dan berani untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam rangka membantu terciptanya kualitas pendidikan yang maksimal,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau