KOMPAS.com - Berangkat dari krisis minat generasi muda mendalami sektor pertanian, STUCO bekerjasama dengan BNI Berbagi menginisiasi program "Future Farmers Indonesia".
Program ini bertujuan mengembangkan dan meningkatkan minat atas bidang pertanian dan perikanan sebagai “living lab” bagi anak muda.
Sebagai awal, "Future Farmers Indonesia" bekerja sama dengan siswa SMKN 1 Petang, Bali jurusan Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman dan Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian.
1. Antisipasi krisis pangan global
SMKN 1 Petang adalah sekolah kejuruan dengan 285 siswa yang memiliki jurusan bidang pertanian dan satu-satunya sekolah kejuruan bidang pertanian yang masih bertahan di Bali.
“Future Farmers memperkenalkan siswa SMK terhadap kesempatan bisnis dan tren hortikultura di sektor pariwisata lewat serangkaian program, seperti workshop dan loka tani," jelas Radhya Avisya, Project Manager Future Farmers Indonesia.
Keseluruhan program bertujuan memperluas wawasan siswa SMK dan melibatkan interaksi dengan berbagai pihak terkait guna menguatkan pandangan positif siswa SMK terhadap usaha pertanian sebagai agribisnis ditinjau dari sisi bisnis dan perannya di masa depan.
Baca juga: Ini Alasan Lulusan SMK Banyak Menganggur
Hal ini sangat penting, tambah Radya, dalam menanggulangi krisis pangan global yang diprediksi terjadi pada 2050.
2. Bersama IPB dan Universitas Udayana
Loka Tani dan Farmer Market Rangkaian Future Farmers Indonesia telah dibuka pada Senin, 30 Juli 2018 dengan mengundang Kepala Sekolah dari SMKN 1 Petang, alumni, serta pemerintah daerah sekitar.
Rangkaian program akan ditandai dengan upacara pembukaan di SMKN 1 Petang sebagai bentuk sosialisasi mengenai beberapa program yang akan diselenggarakan hingga Desember 2018.
Program ini juga melibatkan Institut Pertanian Bogor dan Universitas Udayana untuk penelitian tanaman dan aspek pariwisata di Bali. Melalui program Future Farmers Indonesia siswa atau generasi muda diajak menjalani program menjadi agripreneur melalui workshop bersama para ahli di bidangnya.
Tidak ketinggalan, program ini juga mendatangkan chef dari HoReCa dan jaringan ritel di Bali untuk menjembatani komunikasi antara dunia edukasi dan industri.
3. Jembatan dengan dunia industri
Loka Tani sebagai bagian dari program dibuat untuk menyatukan siswa dan industri serta komunitas tani. Di sana akan menjadi titik pertemuan antara proyek bisnis dari rangkaian workshop dan edukasi yang telah didapat siswa, dengan komunitas dan berbagai pihak terkait.