Inovasi Alat Pengolahan Limbah Batik Antar 5 Mahasiswa Undip Raih Emas di Jepang

Kompas.com - 23/08/2018, 15:49 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lima mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang mewakili Indonesia berhasil mendapatkan medali emas di Japan Design and International Expo yang telah berlangsung awal Agustus lalu, di Tokyo, Jepang.

Lima mahasiswa itu adalah Bimo Ro'ad Baladi Al Komar (Teknik Elektro), Bagaskoro (Teknik Elektro), Muhammad Alvin Ridho (Teknik Elektro), Wirda Nabilla Safitri (Teknik Lingkungan) dan Monica Yulfarida (Teknik Kimia). 

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan sejumlah negara, di antaranya Malaysia, Taiwan, dan Polandia.

Kelima mahasiswa dari berbagai jurusan ini mendapatkan medali emas dalam kategori Machines and Equipment.

Mereka membuat alat yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar COD, BOD, TSS, warna, dan kadar logam dalam limbah batik.

Alat tersebut dinamai KOMBAT yang merupakan singkatan dari Koagulasi Elektrolit dan Ozonisasi Limbah Batik).

Tema lingkungan

Ide pembuatan alat ini awalnya datang dari Ro'ad Baladi Al Komar.

Ro'ad dan tim yang dibimbing oleh Dosen S1 Teknik Elektro Dr. Susatyo Handoko, S.T., M.T. ini melakukan penelitian bertema lingkungan.

"Awalnya dari keresahan warga Pekalongan akibat pencemaran limbah batik di sungai Kota Pekalongan," kata Ro'ad saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/8/2018).

Langkah awal yang mereka lakukan adalah studi kasus dan meninjau salah satu UMKM batik di daerah Tirto, Pekalongan, Jawa Tengah.

"Pertama kami meminta sampel limbah batik, lalu kami meninjau kandungan dan mencari metode yang tepat untuk mengurangi kontaminan dalam limbah batik tersebut," ujar dia.

Metodenya adalah mengolah limbah batik menjadi air hasil olahan yang bisa dialirkan ke sungai dengan 3 prinsip utama, yakni elektrokoagulasi, ozonisasi, dan penyaringan dengan karbon aktif.

Persiapan berbulan-bulan

Ro'ad mengaku, timnya membutuhkan waktu 4-5 bulan untuk menyelesaikan proyek ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau