FIKSI 2018, Menuju "SMA Hebat" lewat Inovasi Kewirausahaan

Kompas.com - 02/10/2018, 14:42 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) secara resmi telah dibuka di Yogyakarta dan akan berlangsung 1-6 Oktober 2018. Ajang ini diharapkan dapat menjadi wadah ekspresi anak Indonesia yang memiliki beragam keunikan bakat untuk berani mandiri dalam bidang ekonomi khususnya kewirausahaan.

Melalui program ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Kemendikbud) memberi kesempatan pada generasi milenial mendapatkan pembinaan menjadi entreprenuer yang mampu bersaing secara global.

Memberi dampak sosial positif

Sebanyak 172 peserta mewakili 24 provinsi berhasil masuk dalam babak final ajang FIKSI yang telah memasuki tahun ke-3 ini. Ada 6 bidang usaha diperlombakan dalam FIKSI tahun ini meliputi: kriya (craft), desain grafis, fashion, games dan aplikasi, boga dan jenis usaha lainnya.

Antusiasme siswa dalam mengikuti ajang FIKSI terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Saat awal pelaksanaan tahun 2016 terdapat 200 peserta dari 22 provinsi mengikuti acara ini dan kemudian mengalami peningkatan menjadi 689 peserta dari 32 provinsi di tahun 2017. FIKSI 2018 ini diikuti 1.429 peserta dari 34 provinsi.

Baca juga: Kemendikbud Telah Siapkan 1.900 Zonasi untuk Tahun Ajaran Mendatang

Dari sisi kualitas dan kuantitas peserta yang masuk dalam final nasional juga turut mengalami peningkatan mulai dari 75 finalis di tahun 2016 dan 2017 serta 90 finalis di tahun 2018.

Tahun ini FIKSI mengangkat tema "The Power of Innovative Sociopreneur". Melalui tema ini peserta diajak untuk bangga dan mencintai produk lokal serta dapat menciptakan beragam inspirasi yang mampu memberi dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat secara berkelanjutan.

Tantangan pendidikan SMA saat ini

FIKSI 2018 ini diikuti 1.429 peserta dari 34 provinsi dan berlangsung 1-6 Oktober 2018


Dok. FIKSI 2018 FIKSI 2018 ini diikuti 1.429 peserta dari 34 provinsi dan berlangsung 1-6 Oktober 2018

Kepada Kompas.com Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad menyampaikan bahwa banyak dari peserta didik SMA langsung bekerja dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

"Pada kenyataannya, banyak anak-anak kita di SMA karena kondisi terpaksa harus bekerja. Padahal dunia kerja saat ini menuntut komptensi tinggi," jelas Hamid.

Salah satu upaya menjawab tantangan itu adalah mempersiapkan siswa SMA untuk mampu berwirausaha sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hamid menambahkan, menurut survei di Amerika Serikat, lebih dari 60% generasi milenial saat ini lebih memilih menjadi entreprenuer ketimbang bekerja di perusahaan.

"Kondisi ini bertolak belakang dengan di Indonesia dimana orang berlomba-lomba menjadi CPNS. Indonesia pertumbuhan wirausaha masih sangat kecil sekitar 0,3%. Padahal bila sebuah negara ingin maju dan kompetitif setidaknya pertumbuhan wirausahanya minimal 2%," jelas Hamid.

Pendampingan entrepreneur muda

Untuk itu, Hamid meminta kepada pihak sekolah dan berbagai pihak yang terlibat untuk melakukan pendampingan terhadap para calon entrepreneur muda ini.

"Kawal mereka termasuk dalam hal cipta. Jangan sampai hasil kreasi yang telah mereka ciptakan secara susah payah kemudian diambil atau ditiru. Kawal juga dari sisi modal dengan melibatkan dunia usaha dan disertai dengan pendampingan," imbau Hamid.

Untuk itu, dalam ajang FIKSI 2018 ini peserta tidak hanya berkompetisi dan memamerkan hasil kreasi mereka melainkan juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan terkait pembinaan entrepreneurship mereka.

Beberapa kegiatan pendampingan dalam FIKSI 2018 ini diantaranya: seminar kewirausahaan, workshop creative innovative, pelatihan media sosial, seminar kemampuan inovasi dan daya saing hingga wisata edukasi.

Terobosan program rintisan

Beberapa kegiatan pendampingan dalam FIKSI 2018 ini diantaranya: seminar kewirausahaan, workshop creative innovative, pelatihan media sosial, seminar kemampuan inovasi dan daya saing hingga wisata edukasi.Dok. FIKSI 2018 Beberapa kegiatan pendampingan dalam FIKSI 2018 ini diantaranya: seminar kewirausahaan, workshop creative innovative, pelatihan media sosial, seminar kemampuan inovasi dan daya saing hingga wisata edukasi.

Lebih lanjut Hamid menyampaikan, "Selain program kewirausahaan ini, kami juga mulai merintis program 'SMA Dual Tracks' dimana siswa SMA kelas 11 memutuskan untuk tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi dapat mengambil program keterampilan."

Ia menambahkan, siswa ini akan tetap mengambil penjurusan IPA atau hanya IPS hanya diberikan pembekalan keterampilan agar lebih siap menghadapi dunia kerja setelah lulus. "Ada beberapa kita bekerjasama dengan SMK dan ada pula kita  bekerjasama dengan industri," jelas Hamid.

Menghadapi tantangan ekonomi digital, beberapa SMA telah menyiapkan hal ini secara mandiri. "SMK secara khusus telah menyiapkan hal ini mulai dari e-commerce, internet of thing, virtual reality telah menjadi beberapa pelajaran," lanjut Hamid.

Tidak menutup kemungkinan SMA akan mengintegrasikan pendidikan berbasis teknologi ini. "Dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat, mau tidak mau kita tawarkan lagi sebagai sebuah solusi pilihan," tutup Hamid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau