Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

4 Tantangan bagi Guru Masa Kini

Kompas.com - 03/10/2018, 09:09 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 dunia selayaknya memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut.

Terlebih lagi, negara ini memiliki jumlah penduduk muda yang besar. Badan Pusat Statistik mencatat, paling tidak 40 persen dari 260 juta penduduk Indonesia merupakan generasi milenial.

Besarnya populasi muda tersebut menimbulkan situasi yang dikenal sebagai bonus demografi.

"Bila ingin memetik keuntungan dari bonus demografi, kita perlu mendongkrak kualitas sumber daya manusia sejak saat ini. Pendidikannya paling tidak mesti setara SMA atau SMK," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriano dalam Lokakarya Nasional dalam Rangka Hari Guru Sedunia 2018, di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Dalam rangka mengangkat kualitas penduduk Tanah Air, ucap Supriano, peran guru sebagai ujung tombak pendidikan juga mesti ditingkatkan.

Sebab, sedikitnya ada empat tantangan pendidikan yang mesti dihadapi guru zaman sekarang. Aspek-aspek itu adalah:

1. Revolusi industri 4.0

Pengaruh teknologi digital semakin menyatu dengan hidup manusia. Itulah esensi dari revolusi industri 4.0 saat ini. Segala sesuatunya mulai melekat dengan penggunaan internet (internet of things).

"Kondisi tersebut menimbulkan potensi hilangnya sejumlah pekerjaan di masa depan. Inilah yang mesti disiapkan guru terhadap anak muridnya sejak dini," kata Supriano.

2. Globalisasi

Kompetisi antarnegara diyakini bakal semakin trengginas dalam beberapa waktu ke depan.

Saat ini saja, Indonesia beserta negara Asia Tenggara telah menyatu dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Persaingan global tersebut dipandang Supriano membuat peningkatan kualitas guru menjadi suatu keniscayaan. Dengan begitu, kompetensi anak didik pun bisa semakin baik.

3. Kebutuhan domestik

Indonesia sebagai negara yang ekonominya tengah berkembang membutuhkan pasokan sumber daya manusia yang banyak pula.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com