ITB Harap Penelitiannya Berguna untuk Rekonstruksi Palu Pasca-Bencana

Kompas.com - 15/10/2018, 15:09 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Penelitian kebencanaan yang dilakukan oleh tim awal dari Institut Teknologi Bandung (ITB) diharapkan dapat memberi sumbangsih untuk pemerintah dalam melakukan rekonstruksi wilayah terdampak bencana di Palu dan sekitarnya.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Bidang Pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB, Irwan Meilano.

Melalui keterangan tertulis, Irwan menerangkan bahwa penelitian ini dilakukan guna menyediakan data dasar untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-gempa.

"Keberangkatan tim awal ini bergabung bersama tim Pusgen (Pusat Studi Gempa Nasional), bertujuan membantu pemerintah, dalam hal ini Kementerian PUPR, dan mudah-mudahan data yang kami peroleh bisa digunakan oleh kementerian lainnya juga," kata Irwan, Senin (15/10/2018).

Baca juga: ITB Kirim Ahli ke Palu untuk Lakukan Sejumlah Penelitian Bencana

Tim dari ITB saat melakukan sejumlah penelitian kebencanaan di Palu, Sulawesi Tengah.Humas ITB/ Adi Permana Tim dari ITB saat melakukan sejumlah penelitian kebencanaan di Palu, Sulawesi Tengah.

Sesudah tim awal kembali, tim lanjutan akan diberangkatkan untuk lebih fokus dengan pembuatan hunian sementara serta sanitasi pasca-bencana.

"Persoalan besar di sini adalah rumah relokasi, yaitu mencari hunian sementara yang aman terutama dari bahaya longsoran/likuefaksi dan juga gempa-gempa susulan, nah itu yang sedang kami cari. Semoga data yang dikumpulkan dapat membantu pemerintah untuk keperluan ini," kata Irwan.

Selain itu, tim berencana untuk melakukan pemetaan kerusakan wilayah dengan foto udara yang diambil dari pesawat tanpa awak (drone). Dengan demikian, penyediaan peta bagi proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-gempa dapat dilakukan lebih cepat.

Sementara terkait masalah air, tim ITB berfokus pada penyediaan alat penjernih air.

Nantinya, proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-gempa, terutama penyediaan hunian sementara akan dilakukan bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad). Hal itu sudah dibicarakan dengan ketua LPPM Universitas Tadulako.

"Tim pembuatan hunian sementara tersebut akan bekerjasama dengan Universtias Tadulako, juga dalam hal persoalan sanitasi karena itu menjadi persoalan yang klasik di daerah pengungsian bencana. Jadi tim hunian sementara itu akan bekerjasama dengan tim sanitasi," kata Irwan.

Kerusakan kontur tanah akibat gempa di Palu akhir September 2018.Humas ITB/ Adi Permana Kerusakan kontur tanah akibat gempa di Palu akhir September 2018.

Tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah kembali ke Bandung Jumat (12/10/2018) lalu, setelah melakukan sejumlah penelitian kebencanaan di Palu selama empat hari, sejak 9 Oktober 2018.

Tim ITB terdiri dari Dr Hamzah Latief dari Kelompok Keahlian (KK) Oceanografi, Dr Irwan Meilano dari Geodesi, Dr Astyka Pamumpuni dari Geologi, Dr Endra Gunawan dari Geofisika, Profesor Masyhur Irsyam, dan Adhika Sahadewa PhD dari KK Rekayasa GeoTeknik FTSL.

Mereka bersama dengan Pusat Studi Gempa Nasional, LIPI, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penelitian di bidang gempa, tsunami, dan likuefaksi.

.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau