Tim UGM Raih Dua Gelar Lomba Robot di Korsel, Begini Ceritanya

Kompas.com - 24/10/2018, 12:14 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Novandi menceritakan, di hari pertama perlombaan, servo (jika di tubuh manusia semacam sendi) robot mereka ada yang mengalami kerusakan.

Sementara mereka tidak mempunyai cadangan servo, sehingga mau tidak mau harus membeli servo di Korea.

"Hal ini membuat satu robot kami tidak bisa ikut perlombaan di hari pertama kompetisi. Pas hari kedua dan ketiga servo-nya udah ganti, jadi bisa ikut," tuturnya.

Sistem Penilaian

Curling

Curling merupakan perlombaan menendang bola hockey hingga tepat sasaran. Sasarannya adalah daerah lingkaran yang terbagi menjadi tiga zona, yakni kuning, hijau dan merah.

Apabila bola berada di zona kuning, maka akan mendapatkan satu poin. Kemudian jika berada di zona hijau mendapat tiga poin, dan lima poin untuk bola yang berada di zona merah.

"Curling ada yang pakai RC (remote control) dan autonomous," kata Novandi.

Jarak antara titik awal menendang sampai titik sasaran sejauh 6 meter.

Setiap robot diberi kesempatan menyentuh bola (termasuk menendang) sebanyak lima kali. Setiap tim diberikan kesempatan mengumpulkan poin sebanyak empat kali trial, di mana setiap trial diberi waktu 100 detik.

Total peserta yang turut dalam RC curling dan autonomous ini sekitar 25 tim dari lima negara, yakni Indonesia, Korea, Taiwan, Jepang, dan Hongkong.

Muhammad Hadyan Akbar sedang membenarkan robotDok. Novandi Muhammad Hadyan Akbar sedang membenarkan robot
Boxing

Untuk kategori Boxing, sistem penilaiannya adalah setiap robot yang terjatuh karena serangan lawan akan mendapat penalti 1 poin.

Sehingga robot yang terjatuh tanpa diserang lawan, maka terkena penalti 0,5.

"Kami harus berusaha mengalahkan robot lawan yang gerakannya lebih lincah dibanding robot kami, terutama saat boxing," ujar Novandi.

"Walaupun kami tahu robot lawan lebih lincah , namun kami tetap fokus pada kekuatan robot kami dan memaksimalkan kemampuan robot kami," tuturnya.

 

Bahagia

Waktu yang lama, tantangan yang ada hingga berbuah kemenangan, memberikan kebahagiaan tersendiri.

"Saya merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari tim ini serta dapat mengikuti lomba hingga tingkat internasional," tutur Sabri.

Tak hanya Sabri, Novandi pun juga merasa bangga karena berhasil mengharumkkan nama UGM, di mana mewakili Indonesia di ajang internasional ini.

"Kami bersyukur bisa membawa pulang medali. Tentu kami bahagia bisa membawa nama Indonesia dan UGM ke kancah internasional," ucap Novandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau