Kenapa Memilih Studi di Belanda? Ini 7 Alasannya

Kompas.com - 09/11/2018, 18:38 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Nuffic Neso Indonesia menggelar acara "Dutch Placement Day" (DPD),  Jumat, 9 November, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, menggandeng 27 universitas riset dan ilmu terapan Belanda.

"DPD menjadi one stop information centre di mana pengunjung dapat berkonsultasi one on one, mengikuti presentasi universitas maupun Lembaga pengelola beasiswa, seminar menulis motivation statement, hingga mengikuti IELTS Try Out," jelas Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari, kepada Kompas.com.

Lalu, apa yang membuat pilihan studi di Belanda menjadi sangat menarik? Sofia Yang, Humas Nuffic Nesso Indonesia dalam sesi seminar "Study in Holland" menjelaskan kepada peserta DPD 2018, 7 alasan Belanda menarik dilirik menjadi pilihan studi.

1. Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar

Saat ini, sudah setidaknya tersedia lebih dari 2.100 pilihan program studi di universitas Belanda telah menggunakan bahasa Inggris. Siswa tidak perlu khusus belajar Belanda, karena banyak bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris.

2. Destinasi studi siswa internasional

Saat ini terdapat 112 ribu mahasiswa internasional belajar di Belanda. Ini berarti, 1 dari 10 mahasiswa yang kuliah di Belanda merupakan mahasiswa internasional. Tahun ini saja setidaknya ada lebih dari 2.500 pelajar Indonesia menempuh studi di Belanda.

Baca juga: Seru, Acara Pameran Pendidikan Belanda di Jakarta Hari Ini

3. Universitas kelas dunia

Belanda memiliki sekitar 200 universitas yang masuk dalam pemeringkatan universitas kelas dunia menurut QS University World Rankings. Bahkan 13 di antaranya masuk dalam 50 terbaik dunia.

4. Kualitas pendidikan tinggi terjamin

Berbeda dengan Indonesia, Belanda hanya menerapkan 1 sistem akreditasi tanpa pemeringkatan. Hal ini menjamin bahwa kualitas pendidikan tinggi di Belanda memiliki standar tinggi yang sama. Sebaliknya, pendidikan tinggi yang tidak lulus akreditasi tidak diperbolehkan menerima mahasiswa untuk menjamin kualitas pendidikan di sana.

5. Biaya pendidikan 'reasonable'

Nuffic Neso Indonesia menggelar acara Dutch Placement Day (DPD), Jumat, 9 November, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, menggandeng 27 universitas riset dan ilmu terapan Belanda.Dok. Kompas.com Nuffic Neso Indonesia menggelar acara Dutch Placement Day (DPD), Jumat, 9 November, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, menggandeng 27 universitas riset dan ilmu terapan Belanda.

Biaya pendidikan di Belanda dianggap 'paling reasonable' bila dibandingkan universitas lain di Eropa yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Biaya pendidikan S1 rata-rata menghabiskan 6 ribu sampai 15 ribu pounsterling dan S2 berkisar 8 ribu sampai 20 ribu pounsterling.

6. Kota terbaik untuk generasi milenial

Amsterdam, Belanda terpilih menjadi salah satu "Best Cities fo Millenials" menurut Nestpick tahun 2017. Tidak hanya menjadi kota kelahiran start up besar "Uber", kota ini juga dianggap memiliki ekossistem bisnis yang baik dan memberikan ruang bagi generasi milenial mengembangkan kreatifitas, esensi dan kualitas hidup.

7. "Home Away from Home"

Ikatan historis Indonesia dan Belanda membuat banyak orang Indonesia di sana, baik menetap maupun memilih studi di sana. Hal ini membuat Belanda menjadi terasa "jauh namun seperti di rumah" bagi pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau