Mendorong Keterbukaan Data untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

Kompas.com - 14/11/2018, 17:12 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Keterbukaan data dapat meningkatkan akuntabilitas dan sekaligus meningkatkan kualitas sekolah. Hal ini mengemuka dalam diskusi yang digelar Sampoerna University di kampus L'Avenue Building, Pasar Minggu, Jakarta (14/11/2018).

Dekan Fakultas Pendidikan Sampoerna University Nisa Felicia mempresentasikan laporan studi kasusnya berjudul "Indonesia: Using Open School Data to Improve Transparency and Accountability".

Rektor Sampoerna University Wahdi Yudhi dalam sambutannya menyampaikan kajian ini merupakan bentuk nyata Sampoerna Unversity melalu Fakultas Pendidikan untuk memberikan kontribusi pada pembangunan pendidikan di tanah air.

Keterbukaan data dan kualitas pendidikan

 

"Diharapkan kajian ini dapat menjadi salah satu sumber masukan untuk pembuat kebijakan, khususnya kebijakan terkait open data sehingga sistem pendidikan kita dapat menjadi  lebih transparan dan akuntabel, sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu tinggi bagi anak-anak kita,” ujar Rektor. 

Kepada Kompas.com Nisa menyampaikan laporan ini dirancang sebagai forum diskusi publik mengenai kajian terutama berkaitan dengan inisiatif data dan terbuka dan akuntabilitas sekolah.

"DIbutuhkan hampir 2 tahun untuk menyelesaikan studi kasus ini dimulai dari kunjungan studi ke Australia bulan Oktober 2016 yang digagas UNESCO," cerita Nisa. 

Baca juga: INDEF: Makin Naik Rasio Belanja Pendidikan, Makin Lebar Ketimpangan

Di Indonesia studi kasus ini dilaksanakan dengan mengacu pada kerangka kerja yang dikembangkan UNESCO dan telah diterapkan dalam studi kasus di Indonesia serta 5 negara lain di Asia Pasifik.

"Kajian utama ini melibatkan 304 partisipan tersebar di 17 SMP di Semarang, Bojonegoro dan Makassar," jelas Nisa.

Tantangan keterbukaan data dan akuntabilitas

Wahdi Yudhi Rektor Sampoerna University saat memberikan sambutan dalam diskusi Indonesia: Using Open School Data to Improve Transparency and Accountability di kampus LAvenue Building, Pasar Minggu, Jakarta (14/11/2018).Dok. Kompas.com Wahdi Yudhi Rektor Sampoerna University saat memberikan sambutan dalam diskusi Indonesia: Using Open School Data to Improve Transparency and Accountability di kampus LAvenue Building, Pasar Minggu, Jakarta (14/11/2018).

Lebih lanjut Nisa menjelaskan tema utama hendak diangkat adalah keterbukaan data dapat meningkatkan akuntabilitas sekolah bila beberapa syarat dapat dipenuhi. "Termasuk di dalamnya adalah kemudahan akses dan relevansi data tersebut," tegasnya.

Tema ini muncul karena banyak pendapat berkembang di masyrakat dan juga birokrasi bahwa transparansi data di dunia pendidikan seringkali dianggap tidak berpengaruh langsung pada kualitas dan akuntabilitas pendidikan di sekolah.

Publikasi data di laman resmi Sekolah Kita dan Cek Sekolahku menjadi bahan penelitian studi kasus Nisa terhadap persoalan kaitan keterbukaan data dan akuntabilitas sekolah.

Senada dengan hal tersebut, Wawan dari Transparency International menyampaikan transparansi data termasuk pengelolaan dana pendidikan menjadi hal penting mengingat masih ada sekolah melakukan pungutan meski telah mendapatkan kucuran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Oleh karena itu masyarakat perlu dilibatkan tidak hanya di hilir saat melaporkan atau membuat pengaduan. Justru orangtua, masyarakat juga perlu terlibat sejak awal dalam perencanaan atau memetakan kebutuhan sekolah," tegasnya.

Ia mengharapkan, dana pendidikan dalam APBN yang mencapai 20% dapat dimanfaatkan secara optimal bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Partisipasi siswa dan masyarakat

Para pembicara dan perwakilan Sampoerna University dalam diskusi Indonesia: Using Open School Data to Improve Transparency and Accountability di kampus LAvenue Building, Pasar Minggu, Jakarta (14/11/2018).Dok. Kompas.com Para pembicara dan perwakilan Sampoerna University dalam diskusi Indonesia: Using Open School Data to Improve Transparency and Accountability di kampus LAvenue Building, Pasar Minggu, Jakarta (14/11/2018).

"Dalam penggunaan dana pendidikan jangan hendaknya dilihat persentasinya yang besar, namun juga diteliti penggunaan alokasi dananya apakah sudah tepat pada kebutuhan sekolah atau belum. Jangan sampai dana tersebut justru lari kepada hal yang kurang penting, seperti belanja pegawai misalnya," tambah Wawan.

Ia menambahkan sesungguhnya penerapan transparansi di dunia pendidikan sudah memiliki modal sosial yang cukup kuat di mana saat ini para orangtua dan siswa sudah berani bersikap kritis menanggapi transparansi penggunaan dana pendidikan.

Berdasarkan penelitian tersebut, Nisa kemudian memberikan beberapa rekomendasi bagi Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) atau stake holder terkait publikasi data sekolah.

"Kita tidak membutuhkan data yang sangat banyak atau rinci. Sebaliknya, kita dapat fokus pada data penting seperti kondisi fisik, infrastruktur, alokasi dan penggunaan dana BOS serta laporan prestasi siswa," ujar Nisa.

Menurut Nisa, indeks tersebut dapat menjadi variable yang diharapkan mampu membuat data tersebut menjadi lebih relevan bagi pihak terkait. Ia berharap dengan relevansi data terbuka ini akan mendorong berbagai pihak terkait untuk semakin terlibat secara aktif meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau