Hadi mengaku anggarannya sangat ditekan. Dia meraih beasiswa LPDP dan mendapat settlement allowance yang setengah dibayarkan di Indonesia dan setengahnya lagi dilunasi saat tiba di Belanda.
"Tapi cost-nya kan besar, jadi harus nombok dulu. Belum ditambah beli buku meski sudah ada uang buku dari beasiswa, tapi enggak cukup, karena belum dengan ongkos," papar Hadi.
Lima kali
Cerita betapa susahnya cari housing sebetulnya tergambar bukan cuma dari mahasiswa yang sudah lama studi di Belanda seperti Hadi atau Zulfikar. Inilah pengalaman yang juga diperoleh Insan yang juga mahasiswa S-3 di VU.
Inzan mengaku baru 3 bulan di Belanda. Dia datang studi ke negara itu langsung sekaligus membawa isteri dan puterinya.
"Masalah baru terasa karena family allowance dari LPDP baru muncul pada bulan ketiga belas. Di awal saya cari rumah itu terpaksa cari yang murah banget, bahkan saya cari sampai ke Rotterdam," tutur Insan.
Beruntung saja, lanjut Insan, akhirnya dia memperoleh student housing di Amsterdam. Tarifnya per bulan mencapai 905 Euro dan sudah termasuk semua kebutuhan di dalam rumah itu.
"Menurut saya, itu yang paling murah. Saya mendapatkannya lewat kampus. Tapi, itu cuma maksimal setahun aja, setelah itu harus keluar dan cari sendiri," kata Insan.
Sebagai sama-sama mahasiswa yang studi dengan fasilitas beasiswa LPDP seperti Hadi, Insan juga mengaku harus nombok seperti halnya Hadi, terutama buat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut dia, hal itu lantaran allowance dari LPDP masih di bawah UMR Amsterdam.
"Untuk itu, seharusnya kampus di Belanda, terutama termasuk kami yang kuliah di VU, urusan indekos itu tidak susah, sebab kita (pihak Indonesia) kan bayar ke mereka, lho malah kita yang cari sendiri. Di VU kita tidak dapat fasilitas housing yang sesuai dengan masa studi kita. Cuma dapat satu tahun, setelah setahun kita harus cari sendiri," timpal Hadi.
Hadi melanjutkan, kondisi tersebut berbeda dengan mahasiswa di Leiden. Dia mengakui, tiap perguruan tinggi di tiap kota memang punya aturan berbeda.
"Di Leiden itu kalau mereka kuliah empat tahun, mereka dapat housing juga empat tahun. Untuk itu, LPDP harusnya bisa melakukan push ke kampus soal housing ini. Dalam dua tahun saya pindah tinggal lima kali itu kan tidak bagus," kata Hadi.
Tak heran, Presiden Direktur LPDP Rionald Silaban pun menekankan kepada para wakil perguruan tinggi Belanda untuk lebih memperhatikan kebutuhan mahasiswa Indonesia, salah satunya soal housing. Hal tersebut dia paparkan di hadapan 15 wakil perguruan tinggi Belanda di kantor Nuffic, Senin (19/11/2018).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.