KOMPAS.com - Terpilih 29 anak muda dari 8 negara ASEAN berkumpul di Sekretariat ASEAN (27/11/2018), Jakarta untuk berpartisipasi dalam program teranyar ASEAN Foundation yakni ASEAN Foundation Model ASEAN Meeting Training of Trainers (AFMAM TOT).
Program hasil dukungan ASEAN, Kedutaan Besar Norwegia, dan National Youth Council Singapura dan agensi perjalanan HIS ini berlangsung selama 3 hari dan bertujuan menciptakan kader muda yang memiliki komitmen dan kapasitas untuk menginisiasi Model ASEAN Meeting (MAM) di negara masing-masing secara tepat dan mandiri.
Program AFMAM TOT adalah ekstensi dari program AFMAM, sebuah program unggulan ASEAN Foundation yang telah berlangsung sejak 2015 dan membina lebih dari 400 mahasiswa dan pengajar dari penjuru ASEAN.
Program AFMAM TOT menerapkan pendekatan pembelajaran yang hampir serupa dengan program AFMAM dimana para peserta yang kebanyakan alumni AFMAM dibekali pengetahuan praktis cara ASEAN menjalankan pertemuan tingkat regional dan mengambil keputusan para petinggi 10 negara ASEAN.
Baca juga: Rektor Untar Raih Pengakuan ASEAN Engineer 2018
Program pembelajaran ini disampaikan lewat kombinasi metode simulasi rapat dan permainan peran.
Pendekatan pembelajaran AFMAM TOT yang lebih berorientasi praktik diharapkan dapat mempertajam pemahaman tentang seluruh prosesi pertemuan ASEAN dan membekali peserta kepercayaan diri untuk memulai MAM saat kembali ke negara masing-masing.
Pelaksanaan AFMAM TOT mendapatkan sambutan positif dari para peserta terlibat, seperti disampaikan Pich Monique Vuth, pengajar Royal University of Law and Economics di Kamboja.
“Pelibatan generasi muda secara aktif mulai sekarang akan menjadi bekal masa depan yang berharga untuk mereka dalam menjaga dan memperkuat Masyarakat ASEAN," ujarnya.
Pich menambahkan, melalui keikutsertaan dalam program ini, ia sangat berharap dapat belajar tentang peran dari delegasi nasional dalam MAM, cara menyusun pernyataan ketua rapat dalam MAM dan protokol untuk pelaksanaan setiap tahapan rapat dalam MAM.
Hal senada disampaikan pula Kayla Adisa Prasetyo Putri, perwakilan Indonesia mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. “Selama beberapa tahun terakhir kegiatan simulasi rapat antar pemerintah semakin menggeliat, terutama di Indonesia. Saya percaya bahwa MAM harus lebih sering digalakkan di kalangan anak muda ASEAN."
Kayla sangat yakin dengan kapasitas yang dimilikinya akan dapat mewujudkan hal tersebut bersama dengan peserta hebat lainnya di program ini.
"Lewat program ini, saya ingin belajar lebih dalam tentang ASEAN, mengembangkan diri dengan berani berpendapat dan berdiskusi dan berjejaring dengan para peserta yang datang dari tempat dan latar belakang yang berbeda,” tambahnya.
– Dua puluh sembilan anak muda yang berasal dari 8 negara ASEANberkumpul hari ini di Sekretariat ASEAN, Jakarta, untuk berpartisipasi dalam program teranyarASEAN Foundation yang bernama ASEAN Foundation Model ASEAN Meeting Training of Trainers(AFMAM TOT). Program yang terlaksana berkat dukungan dari ASEAN, Kedutaan Besar Norwegia,National Youth Council Singapura dan agensi perjalanan HIS ini berlangsung selama 3 hari danbertujuan untuk menciptakan sekelompok kader muda yang memiliki komitmen dan kapasitas untukmenginisiasi Model ASEAN Meeting (MAM) di negara masing-masing secara tepat dan mandiri.Program AFMAM TOT adalah ekstensi dari program AFMAM—sebuah program unggulan ASEANFoundation yang telah berlangsung sejak 2015 dan membina lebih dari 400 mahasiswa dan pengajardari penjuru ASEAN. Program AFMAM TOT menerapkan pendekatan pembelajaran yang hampirserupa dengan program AFMAM dimana para peserta yang kebanyakan adalah alumni AFMAMdibekali dengan pengetahuan praktis tentang cara ASEAN menjalankan pertemuan tingkat regionaldan mengambil keputusan yang melibatkan para petinggi 10 negara ASEAN yang disampaikan lewatkombinasi metode simulasi rapat dan permainan peran. Pendekatan pembelajaran AFMAM TOTyang lebih berorientasi pada praktik diharapkan dapat mempertajam pemahaman peserta tentangseluruh prosesi pertemuan ASEAN dan membekali peserta dengan kepercayaan diri untuk memulaiMAM saat kembali ke negara masing-masing.Pelaksanaan AFMAM TOT mendapatkan sambutan yang cukup positif dari para peserta yang terlibat,sebagaimana disampaikan oleh Pich Monique Vuth yang merupakan pengajar di Royal University ofLaw and Economics di Kamboja. “Pelibatan generasi muda secara aktif mulai sekarang akan menjadibekal masa depan yang berharga untuk mereka dalam menjaga dan memperkuat MasyarakatASEAN. Melalui keikutsertaan dalam program ini, saya sangat berharap dapat belajar tentang perandari delegasi nasional dalam MAM, cara menyusun pernyataan ketua rapat dalam MAM danprotokol untuk pelaksanaan setiap tahapan rapat dalam MAM.”Sentimen yang sama juga disampaikan oleh Kayla Adisa Prasetyo Putri, perwakilan Indonesia yangmerupakan mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada. “Selama beberapatahun terakhir kegiatan simulasi rapat antar pemerintah semakin menggeliat, terutama di Indonesia.Saya percaya bahwa MAM harus lebih sering digalakkan di kalangan anak muda ASEAN. Saya yakinkapasitas yang saya miliki dapat mewujudkan hal tersebut bersama dengan peserta hebat lainnya diprogram ini. Lewat program ini, saya ingin belajar lebih dalam tentang ASEAN, mengembangkan diridengan berani berpendapat dan berdiskusi dan berjejaring dengan para peserta yang datang daritempat dan latar belakang yang berbeda.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.