Ia menjelaskan, melalui kolaborasi ini Prasmul memasuki suatu era baru dan era ini sangatlah penting, karena kalau kita terus mempertahankan model yang tidak berbasis pada sains dan teknologi, upaya kita mengejar kecepatan lepas (escape velocity) akan terundur lagi.
"Dengan adanya kolaborasi tersebut, suatu bisnis akan menjadi semakin kompleks, berkelanjutan dan inklusif. Kita harus terus bergegas hingga tiba ke status sebagai negara maju,” kata Prof. Djisman.
Prof. Djisman menambahkan, selain itu Prasmul juga menghadirkan program MM NVI (New Ventures Innovation) untuk mendidik dan melatih orang-orang yang ingin memiliki kemampuan membangun dan mengembangkan bisnis start up.
Program ini merupakan pondasi membentuk pola pikir terstruktur yang dibutuhkan, khususnya untuk mengambil keputusan strategis cepat dan inovatif dalam bisnis start up, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
“Hadirnya start up perlu membawa dampak positif bagi masyarakat dengan memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang ada. Contohnya, seperti start up Crowde yang dirintis oleh salah satu alumni kami. Crowde memiliki misi untuk membantu pemodalan petani sehingga tidak hanya memberi opsi lain bagi masyarakat untuk berinvestasi tetapi di sisi lain juga membantu pengembangan ekonomi di berbagai daerah” tutup Prof. Djisman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.