Sampoerna University Mendorong Riset lewat Konferensi AFBE 2018

Kompas.com - 07/12/2018, 21:41 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sampoerna University (SU) dan Asian Forum on Business Education (AFBE) menggelar SU-AFBE Conference 2018 bertajuk “Business Innovation, Sustainability, and Disruption Technology: Challenges and Opportunities”, di Jakarta (6-7/12/2018).

AFBE merupakan lembaga kerjasama beberapa sekolah bisnis dan bertujuan membantu meningkatkan kualitas pendidikan bisnis di berbagai negara. Lembaga ini sudah menyelenggarakan 22 konferensi di berbagai negara, serta menerbitkan artikel melalui AFBE Journal.

"Sampoerna University sendiri dipercaya menjadi bagian dari komite lembaga ini dan mendapat kesempatan menjadi tuan rumah konferensi tahun ini. Ini menjadi kesempatan kita untuk berkiprah di kancah internasional," jelas Rektor SU Wahdi Yudi kepada Kompas.com di sela-sela konferensi.

Mendorong pertumbuhan riset

Agenda utama konferensi ini memaparkan hasil penelitian terbaru di bidang bisnis dan edukasi di era Industri 4.0. Para pemapar hasil penelitian terpilih diberikan kesempatan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal ternama.

Baca juga: Fakta di Balik Curhat Menristek, Sulit Mencetak Dokter hingga Perkara Jurnal Ilmiah

"Ini menjadi sebuah kesempatan baik bagi para dosen peneliti internasional dan juga Indonesia untuk mempublikasikan penelitinya dalam jurnal ilmiah yang tercakup dalam Scitepress terindeks Scopus. Indeks Scopus ini memiliki poin tinggi dan bergengsi dalam publikasi jurnal ilmiah," jelas Rektor.

Hal senada disampaikan Ivan Butar, Dekan Fakultas Bisnis selaku pelaksana acara konferensi. "Selain memberikan kesempatan pada peserta untuk memaparkan hasil penelitian, ajang ini juga menjadi kesempatan antar peserta untuk saling bertukar ilmu dan juga membangun jaringan. Bukan tidak mungkin akan terbangun kerjasama antar negara dan antar disiplin ilmu dalam melakukan riset yang lebih komprehensif," jelas Ivan.

Menghadapi tantangan industri 4.0

Tema ini mendapatkan perhatian banyak kalangan baik para praktisi dan akademisi seiring munculnya beragam bisnis baru menawarkan produk dan layanan memberikan efek disruptif pada industri yang sudah mapan sebelumnya.

"Kementerian perindustrian sangat mendorong kerjasama antara dunia industri dan pendidikan tinggi. Inovasi dari riset-riset yang dilakukan universitas dapat membantu dunia industri agar lebih siap dalam menghadapi era industri 4.0 terutama dalam menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi global," ujar Plt Dirjen Industri Agro Indonesia Achmad Sigit.

Ia menambahkan, pemerintah melalui kementerian perindustrian menyiapkan era industri 4.0 melalui beragam strategi penting di antaranya; membangun infrastruktur digital, penguatan UMKN, pembangunan berkelanjutan, hingga harmonisasi kebijakan lintas kementerian.

"Salah satunya adalah membangun kinerja SDM dengan mendorong perguruan tinggi untuk melakukan inovasi-inovasi yang sangat dibutuhkan industri menyambut era industri 4.0 ini," tegas Achmat Sigit.

Menyiapkan generasi milenial

Sampoerna University (SU) dan Asian Forum on Business Education (AFBE) menggelar SU-AFBE Conference 2018 bertajuk ?Business Innovation, Sustainability, and Disruption Technology: Challenges and Opportunities?, di Jakarta (6-7/12/2018).Dok. Sampoerna University Sampoerna University (SU) dan Asian Forum on Business Education (AFBE) menggelar SU-AFBE Conference 2018 bertajuk ?Business Innovation, Sustainability, and Disruption Technology: Challenges and Opportunities?, di Jakarta (6-7/12/2018).

Menyambut tantangan era industri 4.0 metode pembelajaran juga membutuhkan strategi berbeda menghadapi generasi milenial yang memiliki karakter khusus.

"Dosen tidak bisa lagi mengajar menggunakan cara lama dengan mentrasfer ilmu di depan kelas. SU telah melakukan adaptasi pembelajaran berbasis teknologi agar para mahasiswanya memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi," ujar Yudi.

Salah satunya adalah dengan pembekalan studi yang menyeluruh atau komprehensif di tahun awal perkuliahan. "Saat awal kuliah para mahasiswa banyak belajar lintas disiplin ilmu. Jadi mahasiswa bisnis tidak hanya belajar tentang bisnis saja tapi juga ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan seperti teknologi, kemampuan komunikasi dan lainnya," jelas Ivan.

Selain program internship atau magang untuk mematangkan pengalaman di bidang profesinya, SU juga memiliki inkubator bisnis di mana para mahasiswa menumbuhkan jiwa entreprenurship dan juga start-up yang banyak menjadi model bisnis baru era ini.

Adapun 4 pembicara utama dan panel yakni perwakilan Kementrian Perindustrian Republik Indonesia: Plt Dirjen Industri Agro Indonesia Achmad Sigit Dwiwahjono, akademisi University of Western Australia Chris Perryer, akademisi La Trobe University Marthin Nanere, dan pengajar The School of Business and Management (SBM) Institut Teknologi Bandung Reza Ashari Nasution.

Dalam konferensi internasional tersebut, panitia menerima 90 makalah dan akan mempresentasikan 70 dari antaranya. Makalah yang disampaikan berasal dari Indonesia, Australia, Kamboja dan Thailand.

Pada hari kedua dilaksanakan lokakarya riset berfokus pada penyusunan dan penerbitan makalah dipandu Wahyoe Soedarmono, Chris Perryer, dan Ari Waroka dari Sampoerna University.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau