Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompetisi Kian Sengit, Ini yang Perlu Dilakukan Pendidikan Tinggi

Kompas.com - 11/12/2018, 20:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Pendekatannya bukan hanya fungsi tapi juga ekosistem sehingga mahasiswa terlatih berpikir kompleks dan kreatif," tegas Agus. Para mahasiswa nantinya diharapkan memiliki sense of purpose memiliki kepekaan untuk memberi kontribusi melalui pengabdian masyarakat.

Optimisme menyongsong era industri 4.0 disampaikan Rektor Prof. Djisman dengan menyinggung laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF), “The Future of Jobs 2018”, di mana mesin dan algoritma di lingkungan kerja diperkirakan akan menciptakan 133 juta peran baru dibandingkan dengan 75 juta pekerjaan yang akan digantikan pada tahun 2022.

Itu berarti pertumbuhan dari kecerdasan buatan dapat menciptakan 58 juta pekerjaan baru dalam beberapa tahun ke depan, ujar Prof. Djisman optimis. "Kecedasan buatan tidak akan mampu menggantikan kompleksitas fungsi otak limbik manusia yang memuat emosi, perilaku, motivasi dan juga intusi. Hal ini tidak mampu ditiru oleh mesin," terang Prof. Djisman.

Manusia pembelajar

Kepada Kompas.com Prof. Ben Shenglin juga menekankan pendidikan sebagai salah satu kunci keberhasilan China dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara progresif.

"Dalam budaya kami, di dalam keluarga pendidikan menjadi nilai yang sangat penting. Orangtua rela mengorbankan banyak biaya agar anak-anak mendapatkan pendidikan terbaik," jelasnya.

Hal ini juga nampak hingga dalam kebijakan pemerintah dimana pemerintah China banyak mengalokasikan sumber daya dalam bidang pendidikan. 

Rektor Universitas Prasmul, Prof. Djisman juga memberikan penekanan sama terhadap pentingnya pendidikan dan mendorong para mahasiswa terus menjadi manusia pembelajar yang tidak pernah berhenti mengembangkan diri.

"Lifelong learning (belajar sepanjang hayat) menjadi penting. Beradaptasi, beradaptasi dan terus beradaptasi terhadap terhadap perubahan," tutup Prof. Djisman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com