Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR Lolly Martina Martief dalam laporannya menyampaikan saat ini industri konstruksi membutuhkan banyak tenaga kerja konstruksi.
Namun demikian dari total tenaga kerja konstruksi di Indonesia sekitar 8,1 juta orang, 74% merupakan "unskilled labour" dengan pendidikan di bawah jenjang SMA.
Dari jumlah tersebut baru 485.534 orang (5,97%) yang memiliki sertifikasi kompetensi. Dengan kondisi tersebut, mendesak untuk dilakukan peningkatan kapasitas tenaga kerja konstruksi dari unskilled labour menjadi tenaga kerja konstruksi yang terampil.
“Politeknik PU memiliki keunggulan dibandingkan dengan Politeknik lainnya diantaranya adalah lulusan akan mendapatkan sertifikasi profesi level terampil, kompetensi lulusan sesuai kebutuhkan di lapangan, terdapat Kurikulum Mata kuliah khusus seperti Green Contruction, Preservasi Jalan dan Jembatan, Pengenalan Teknologi Maju, Mitigasi Keadaan Darurat (bencana), Drainasi dan Pengendalian Banjir, Peraturan Perundangan), dan keterlibatan industri konstruksi,” jelas Lolly.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro M. Agung Wibowo menyatakan bahwa Undip siap bekerjasama dalam pengembangan Politeknik PU sebagai institusi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.