Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Kesempatan Anak untuk "Sibuk Main"

Kompas.com - 20/01/2019, 08:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Bermain merupakan "bahan bakar" bagi pertumbuhan anak. Karena dasar itu, IKEA, LEGO, National Geographic dan Unilever menyatukan visi pada tahun 2018 untuk membentuk Real Play Coalition.

Koalisi ini memiliki visi bersama: untuk mempromosikan kesempatan anak bermain untuk mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan bagi perkembangan anak secara optimal.

Lembaga ini menerbitkan hasil riset pertama yang menyoroti rendahnya kesempatan bermain anak. Waktu untuk bermain anak berada dalam kondisi krisis. Penurunan jumlah ruang bermain di daerah urban ditambah dengan masalah keamanan membuat orangtua mengurangi kesempatan anak untuk bermain di luar ruangan.

Krisis bermain

Di Inggris, waktu bermain di luar menurun hingga 50 persen dalam satu generasi. Satu dari 10 anak tidak memiliki kesempatan bermain di luar.

Di seluruh dunia, anak-anak menghabiskan lebih sedikit waktu bermain karena alasan pembelajaran akademik tradisional, yang kini dimulai semakin awal.

Baca juga: Permainan “Dakon”, Perkembangan Anak, dan Ki Hadjar Dewantara

 

Sekolah saat ini 'terpaksa' menawarkan pengalaman kurang menyenangkan karena fokus bergeser ke arah akademik. Studi ini juga menemukan bahwa hanya satu dari lima anak yang menyatakan sendiri bahwa mereka “terlalu sibuk bermain”.

Riset "Play Gap Report" yang dibuat bersama University College London telah menunjukkan kesenjangan mendalam dan mengkhawatirkan dalam Kesempatan bermain, baik berdasarkan gender dan faktor sosial ekonomi bagi anak-anak di 70 negara.

Kesenjangan bermain

Riset awal menunjukkan bahwa anak-anak dari latar belakang kurang mampu hanya memiliki kemungkinan 20 persen untuk dapat bermain balok. Bahkan kesempatannya makin kecil yakni hanya 11 persen untuk bisa menyanyikan lagu-lagu bersama orang tua mereka.

 

Masalah jender juga menjadi isu penting dalam bermain. Anak laki-laki berusia 5 tahun jauh lebih banyak terlibat dalam bermain dengan balok konstruksi daripada anak perempuan.

Padahal, penelitian menunjukkan hubungan kuat antara bermain blok konstruksi dan pengembangan bahasa, motorik dan keterampilan matematika awal. Bahkan di Skandinavia, perbedaan dalam bermain blok untuk anak laki-laki dan perempuan mencapai lebih lebih dari 20 persen.

Menciptakan momen: sibuk main

Hambatan bermain ini memiliki dampak luas: lebih sedikit momen bermain setiap hari berarti lebih sedikit kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan anak-anak untuk berkembang dalam ekonomi yang dinamis dan menantang di masa depan.

Lembaga ini kemudian berkomitmen untuk memastikan anak-anak di seluruh dunia mendapat manfaat dari kekuatan permainan dalam mengembangkan keterampilan vital mereka yang butuhkan untuk berhasil, terutama memasuki revolusi industri 4.0.

Saat ini, anak-anak kita perlu banyak bermain untuk memperkuat keterampilan mereka untuk nantinya mampu bekerja secara produktif dengan teknologi, dengan fokus pada kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com