KOMPAS.com - Kebijakan sistem zonasi pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang baru saja disosialisasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih menuai polemik bagi pihak.
Pemberlakuan kebijakan sistem zonasi berdasarkan zona area tempat tinggal dipercaya belum disertai oleh kesiapan sumberdaya sekolah di daerah pinggiran sehingga menuai pro dan kontra masyarakat.
Sebenarnya kebijakan sistem zonasi ini bukan merupakan hal baru diterapkan sistem pendidikan di negara lain.
Sistem penerimaan siswa baru berdasarkan zona tempat tinggal sudah dilaksanakan beberapa negara lain seperti Inggris, Amerika, Australia, Finlandia, Kanada, Jepang, dan negara-negara maju lainnya.
Sistem zonasi ini bertujuan memberikan pemerataan pendidikan kepada seluruh masyarakat hingga di remote area. Selain itu, sistem ini memberikan kemudahan bagi pihak sekolah untuk memastikan bahwa seluruh anak usia sekolah di area tersebut terdaftar di sekolah.
Baca juga: Singapura Juga Akan Terapkan Sistem Zonasi
Serupa dengan tujuan sistem zonasi di negara luar, sejatinya sistem zonasi pada PPDB bertujuan untuk melakukan pemerataan kualitas sumberdaya manusia di berbagai area di Indonesia.
Kebijakan ini membuka kesempatan yang luas bagi tercapainya keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Sistem zonasi ini bertujuan untuk mempersiapkan seluruh generasi bangsa Indonesia untuk mengenyam pendidikan yang layak demi adanya perubahan positif bagi bangsa ini dalam jangka panjang.
Selain itu melalui kebijakan zonasi pemerintah berharap prangtua dan peserta didik dapat memperoleh manfaat secara finansial dan kualitas akademik.
Hasil penelitian terhadap kebijakan zonasi sekolah di Inggris (2014) menunjukkan bahwa pemberlakuan kebijakan bersekolah di area tempat tinggal juga dapat meningkatkan kualitas akademik peserta didik.
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya intensitas gangguan dari lingkungan luar yang dapat memberikan dampak negatif pada performa akademik siswa.
Penerapan sistem pendidikan berdasarkan zonasi juga dipercaya dapat menyediakan ruang pengawasan lebih baik bagi para orang tua terhadap anaknya.
Orang tua dapat dengan mudah memberikan pengawasan pasca kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai.
Sehingga harapannya, dengan adanya pengawasan yang komprehensif dari guru di sekolah dan orang tua di rumah, berbagai kasus kekerasan terhadap anak, kenakalan remaja, narkoba, pergaulan bebas, pornografi, hingga doktrinasi radikalisme yang terjadi akibat peralihan waktu pengawasan oleh sekolah ke keluarga yang terkadang tidak sinkron dapat diminimalisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.