KOMPAS.com - Angin segar bagi tumbuhnya gerakan literasi nasional kembali berhembus dengan dihidupkannya kembali program "Kirim Buku Gratis" yang sempat dihentikan sementara.
Program yang sudah berjalan sejak Mei 2017 dan diumumkan langsung Presiden Joko Widodo dihentikan sementara lantaran PT Pos terkendala masalah pendanaan.
Sebagai upaya mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan PT. Pos Indonesia (Persero) melakukan kerjasama untuk kembali menjalankan program ini.
“Dengan adanya kepastian payung hukum kerja sama antara Kemendikbud dengan PT. Pos Indonesia, program yang telah direncanakan oleh Bapak Presiden tahun lalu dapat segera dilaksanakan tanpa hambatan," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dalam sambutan usai penandatangan nota kesepahaman tersebut, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (23/01/2019).
Ia menambahkan, "Tentu saja bisa lebih berkembang, baik dari segi volume pengiriman maupun cakupan atau coverage nya.”
Nota kesepahaman ditandatangani Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, dan Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono.
Baca juga: Program Kirim Buku Gratis Distop PT Pos karena Terganjal Pendanaan
Kerjasama ini memuat mengenai cakupan tugas dan ruang lingkup kerja sama kedua belah pihak antara Kemendikbud dan PT Pos Indonesia.
Kemendikbud mempunyai tugas dan tanggung jawab:
PT Pos sendiri mempunyai tugas dan tanggung jawab:
Nota Kesepahaman ini rencananya akan berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun.
"Menurut saya nanti setelah minggu ini pasti akan terjadi pelonjakkan arus dan pengiriman buku. Saya mohon kita bersama PT Pos Indonesia dapat mengkampanyekan, sehingga semua elemen masyarakat dapat terlibat betul berpartisipasi dalam gerakan pengumpulan buku,” pesan Mendikbud.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi awal yang baik, kerjasamanya juga saya harap stabil seperti simbolnya PT. Pos Indonesia sepasang merpati yang menunjukan pasangan abadi,” harap Mendikbud.
Gilarsi W. Setijono menyampaikan dukungannya terhadap Gerakan Literasi Nasional. Program Literasi, kata dia, sangat dekat dengannya.
“Program literasi ini saya yakini sangat dekat dan di hati kita semua. Kita memimpikan saat kita melihat Indonesia yang maju, Indonesia yang literasinya sangat tinggi, bukan hanya sekedar bisa membaca alfabet, tetapi literasi dalam konteks kita bisa membaca dan menuangkan pikiran kita sendiri,” tutur Gilarsi.
Dengan Kemendikbud menyelenggarakan program ini, kata Gilarsi, sangat memudahkan dan tidak ada keraguan lagi dalam upaya mendorong dan membangkitkan perkembangan literasi anak-anak Indonesia.
“Mudah-mudahan ini akan tersambut, kalau melihat pengalaman tahun lalu ketika kita melakukan distribusi buku ke anak-anak yang berada di daerah terluar indonesia yang paling mudah dilihat itu dari lirikan matanya. Mata mereka bahagia betul ketika menerima buku, dan ini jadi sesuatu yang buat kita tidak pernah melepaskannya,” harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.