Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2019, 07:30 WIB
Penulis Latief
|
Editor Latief

"Karena mereka kami didik, bukan sekadar main-main di perusahaan orang. Ini yang kami sebut dengan konsep 3+1," kata Meyliana.

Menurut dia, konsep tersebut dibuat untuk mempersiapkan 2 dari 3 lulusan bisa bekerja di perusahaan global. Si mahasiswa akan studi selama 3 tahun di dalam kampus, lalu 1 tahun lagi mereka akan punya pilihan untuk dilakoni, yakni magang di perusahaan, studi ke luar negeri, riset atau penelitian, membentuk komunitas (community develoment), dan berwirausaha.

"Tenang, kami punya supervisor untuk lima pilihan di satu tahun studi itu, karena mahasiswa tetap harus diawasi. Sejauh ini 88 persen pilihan mahasiswa adalah magang, dan ada 5000-an mahasiswa kami yang mencari tempat magang setiap tahun," ujar Meyliana.

Dia mengingatkan, bahwa generasi yang masuk masa kerja saat ini adalah anak-anak generasi Z, bukan lagi milenial. Mereka adalah generasi i atau generasi internet.

"Semakin ke bawah itu kecerdasan generasi terhadap teknologi semakin tinggi. Industri harus menyadari itu. Wong, anak umur 2 tahun sudah bisa main Youtube kok. Ini juga yang ingin kami bangun di Binus Malang," ucap Meyliana.

Rektor Institut Teknologi Riset Binus Malang, Boto Simatupang, mengatakan selama 3 tahun merintis kampus Binus Malang dia mencatat ada sekitar 400 mahasiswa di kampus tersebut. Adapun untuk tahap pertama kampus baru ini pihaknya akan menampung 5.000 mahasiswa.

"Kami fokus meningkatkan entrepreneurship dengan pendekatan digital. Ini juga respons atas kebutuhan mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman belajar secara smart class, creative class dan juga reguler class," sambut Boto.

Pendekatan tersebut cocok dengan progam 2+1+1 dirancangnya untuk para mahasiswa Malang. Dengan konsep itulah Binus sangat memungkinkan menerapkan mobilitas mahasiswanya.

"Kalau mahasiswa itu masuknya di Binus Malang, dia akan 2 tahun kuliah di Malang sebagai home campus, kemudian 1 tahun atau 2 semester akan kami pindahkan kuliah di kampus Binus Jakarta atau Bandung," papar Boto.

Boto mengatakan, dua tahun lalu banyak mahasiswa Binus yang suka memilih magang ke perusahaan rintisan (start up). Mereka berkeinginan kuat untuk mencicipi suasana kerja yang freestyle seperti dunia mereka, dunia anak-anak muda yang bebas.

"Tapi, generasi Z saat ini sudah berbeda lagi. Sekarang mereka butuh perusahaan yang settle, yang nyaman dan stabil. Jadi, sudah beda lagi trennya sehingga sangat penting informasi perusahaan atau industri di mata mahasiswa. Istilahnya, tak kenal maka tak sayang," kata Boto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+