Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Pengangguran, Balitbang Diminta Ciptakan Inovasi untuk Milenial

Kompas.com - 22/02/2019, 18:05 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan para peneliti, termasuk peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) di Bali untuk menciptakan inovasi yang dapat bermanfaat bagi kalangan milenial.

Diperkirakan saat ini sampai tiga puluh tahun ke depan, Indonesia akan didominiasi kalangan milenial yang membutuhkan lapangan kerja sesuai inovasi di masa depan.

"50 persen penduduk dunia saat ini berada di bawah usia 30 tahun. Bagaimana persepsi kalangan milenial melihat dunia?" ungkap Menristekdikti saat membuka Forum Kelitbangan 2019 Kabupaten Badung bersama Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di Kompleks Kantor Bupati di Mangupura, Kabupaten Badung, Bali (21/2/2019).

Cegah pengangguran tinggi

Nasir menyatakan kalangan milenial nanti akan menghadapi persaingan pekerjaan lebih ketat dibandingkan saat ini. Apabila Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang) dan Balitbangda di Bali dan di Indonesia tidak mampu menciptakan inovasi akan ada pengangguran tinggi sekitar 10 tahun ke depan.

Baca juga: Hakteknas 2019, Puputan Menghidupkan Inovasi Daerah dan Milenial

"Kalau tidak diantisipasi dengan seksama, ini problem betul bagi negara ini. Bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik, dimana pada 2031 sampai 2045, angkatan kerjanya Indonesia semakin lebih besar daripada usia anak dan tua," ungkap Nasir dikutip dari rilis media Kemenristekdikti.

Menristekdikti menyampaikan inovasi yang dapat dimanfaatkan kalangan milenial saat ini sudah mulai menggerakkan perekonomian Indonesia, seperti inovasi yang dilakukan para unicorn di Indonesia, seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.

Jangan lawan teknologi

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyatakan dirinya sudah mempersiapkan kalangan milenial untuk banyak belajar dari inovasi di luar negeri.

"Anak kami, kami berikan beasiswa hingga ke luar negeri. Ada yang kuliah di Belanda, di Inggris, di Australia. Harapan kami, setelah selesai pendidikan, mereka kembali ke Badung ini. Sumber daya manusia inilah yang akan meningkatkan peluang (bagi Badung)," ungkap

Bupati Nyoman Giri menyatakan dia berupaya untuk selalu menggunakan inovasi dalam pembangunan di Badung.

"Jujur kami tidak akan pernah keluar dari peran teknologi, sesuai pesan Bapak Menteri. Kami ingat betul, Bapak pernah menyatakan jangan sampai kita lawan teknologi. Jika kita melawan teknologi, kita akan tergilas," ungkap Nyoman Giri.

Badung Command Center

Bupati Badung memberikan contoh perbaikan terowongan irigasi bagi pertanian di Badung.

"Untuk renovasi terowongan, kita sudah menggunakan GPS. Kita sudah bisa masuk ke terowongan itu di ketinggian. Bahkan, untuk penguatan terowongan itu bisa sampai 140 ribu ton. (Renovasi ini) untuk memudahkan kami membersikan endapan (di terowongan air). Tujuan kami adalah air mengalir," ungkap Bupai Nyoman Giri.

Selain menerapkan inovasi dalam perbaikan infrastruktur, I Nyoman Giri juga sudah menerapkan teknologi informasi dalam mengelola Kabupaten Badung melalui Badung Command Center dan Badung Data Center.

Setelah meresmikan Forum Kelitbangan 2019 Kabupaten Badung, Menristekdiktid dan rombongan mengunjungi fasilitas Badung Command Center yang berfungsi menampilkan berbagai data, termasuk tampilan CCTV tersebar di berbagai titik publik, seperti Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, sekolah, puskesmas, dan objek wisata.

Command Center yang juga didukung Badung Data Center ini dapat menampilkan data pelayanan publik seperti perijinan, perpajakan, kependudukan serta data-data kinerja perangkat daerah Kabupaten Badung meliputi presensi pegawai serta kinerja fisik dan keuangan perangkat daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com