Kompetensi dan "Entrepreneurship" Kunci UMB Masuki Era Industri 4.0

Kompas.com - 15/03/2019, 13:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - 

Acara ini menghadirkan beberapa pembicara utama yakni; Prof Mudrik Alaydrus (Direktur Program Pascasarjana UMB), Rina Astini (Wakil Direktur Program Pascasarjana UMB), Ardhariksa (Alumni UMB, Chairman PT Azzukhruf Intermedia Sibercom), dan Joko Supono (Alumni UMB, Presdir PT Amanah Prima Indonesia).

Acara yang bertujuan mendukung peta jalan (roadmap) "Making Indonesia 4.0" ini dihadiri tidak kurang dari 425 peserta perwakilan dunia industri, BUMN, universitas, mahasiswa, praktisi, dan guru SMA/SMK.

Terobosan start-up kampus

Dalam paparannya, Prof Mudrik Alaydrus menyampaikan Revolusi Industri 4.0 merupakan hal yang kini tidak lagi dapat dihindari dan pendidikan tinggi perlu berdaptasi dalam mempersiapkan lulusannya agar siap menghadapi tantangan ini.

Baca juga: Benarkah Industri 4.0 Hilangkan Peran Manusia?

"Era revolusi industri yang ditandai dengan IoT (Internet of Things), virtual reality, big data, dan cloud computing mendorong terciptanya proses otomatisasi robotik dalam dunia industri. Pendidikan tinggi harus mampu melahirkan lulusan dengan kompetensi yang tidak dapat digantikan oleh robot," tegasnya.

Sementara Ardhariksa melihat start-up menjadi sebuah terobosan dalam menjawab tantangan memasuki era revolusi industri 4.0. "Start-up tidak dapat digantikan oleh otomatisasi atau robotik karena berbasis pada problem solver yang lahir di tengah kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Karenanya, ia mengimbau para mahasiswa yang hadir untuk berani melakukan terobosan melahirkan start-up sejak di kampus berangkat dari kebutuhan dan permasalahan yang ada di tengah masyarakat. 

Kemampuan bersaing global

Universitas Mercu Buana (UMB) menggelar UMB Postgraduate Meet Up dengan mengangkat tema Challenges and Opportunities in Industry 4.0 di Kampus UMB Meruya, Jakarta (14/3/2019).Dok. UMB Universitas Mercu Buana (UMB) menggelar UMB Postgraduate Meet Up dengan mengangkat tema Challenges and Opportunities in Industry 4.0 di Kampus UMB Meruya, Jakarta (14/3/2019).

Sementara dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor UMB Hadri Mulya kepada Kompas.com menyampaikan UMB telah mempersiapkan mahasiswanya agar siap dalam menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0.

"Beberapa program telah kami jalankan antara lain melalui Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau e-learning. Tidak hanya itu, UMB juga mengejar akreditasi internasional yang akan diterima bulan April 2019 nanti agar para lulusan UMB mampu bersaing secara global," jelas Hadri.

Ia menambahkan, "Di era disrupsi ini mahasiswa harus mampu membaca peluang dan memanfaat teknologi. Nilai-nilai kultur, etika, kreatifitas, kemampuan berpikir kristis dan kolaborasi yang tidak bisa digantikan teknologi juga menjadi penekanan basis strategi kita di sini (UMB)."

Lebih jauh Hadri mengatakan basis ekonomi di industri maka pihak pendidikan tinggi harus berani membuka diri untuk menyerap kebutuhan dan pengetahuan industri. "Kerjasama dengan industri mutlak dilakukan agar lulusan memiliki kompetensi yang benar-benar dibutuhkan industri."

Harmonisasi dunia industri

Hal senada disampaikan Direktur Pemasaran UMB Irmulan Sati, "Salah satu tujuan diadakan acara hari ini adalah sebagai salah satu upaya dalam melakukan link and match antara pendidikan tinggi dan dunia industri."

Sati menjelaskan, "Menyiasati gap antara universitas dan industri selain melalui acara meet up ini juga dilakukan UMB melalui program sertifikasi kompetensi atau profesi bagi para lulusan. Selain itu disiapkan program kewirausahaan sebagai upaya mendorong para lulusan mampu mandiri menciptakan lapangan pekerjaan baru."

Sebelumnya, Rektor UMB Prof Ngadino Surip mendorong pendidikan tinggi melakukan kolaborasi dengan dunia industri.

"Era digital mengajak keterlibatan berbagai elemen untuk meningkatkan produktifitas. Era digital berhasil memotong waktu, meningkatkan produktifitas dan memperkecil biaya. Semua itu harus dilakukan bersama-sama baik antara pendidikan tinggi, pemerintah dan juga dunia industri," tutup Prof Ngadino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau