Menyiasati Naiknya Angka Partisipasi Kuliah dengan "Kuliah Online"

Kompas.com - 18/03/2019, 20:56 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi (PT) di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung dapat memastikan mahasiswa dari kota dan kabupaten terjauh dari ibukota provinsi dapat menuntut pendidikan tinggi.

Menristekdikti menyontohkan mayoritas pemuda di Kota Pagaralam yang berjarak 294 kilometer dari Kota Palembang harus bisa berkuliah.

Hal ini disampaikan Nasir saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Pimpinan PTS dalam Lingkungan LLDikti Wilayah II (Sumatera Selatan, Lampung Bengkulu, Bangka Belitung) yang diselenggarakan pada Senin (18/3/2019) di Yogyakarta.

Kembangkan PJJ

Nasir menyampaikan Indonesia yang saat ini memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi sebesar 34,58 persen belum memberikan kesempatan adil bagi pemuda yang hidup di kota atau kabupaten yang jauh dari PT, sehingga perguruan tinggi perlu mengembangkan Program Studi Jarak Jauh (PJJ).

Baca juga: Lulus Kuliah Enggak Mau Nganggur, Keterampilan Jadi Kunci!

"Di sana pasti lebih susah untuk kuliah. Bagaimana mereka bisa kuliah, padahal mereka sudah kerja atau putus kuliah. Ini adalah pasar kita, kita bisa bidik. Tidak usah mereka datang ke Palembang. Cukup dia pakai pendidikan jarak jauh," harap Menteri Nasir di hadapan 230 pimpinan perguruan tinggi swasta (PTS) dari LLDikti Wilayah II tersebut.

Nasir menyampaikan perguruan tinggi dapat mengembangkan perkuliahan online secara bertahap sebelum sepenuhnya membuka PJJ dengan izin Kemenristekdikti.

Blended Learning

Menristekdikti Mohamad Nasir setelah memberikan arahan pada Rapat Kerja Pimpinan PTS dalam Lingkungan LLDikti Wilayah II (Sumatera Selatan, Lampung Bengkulu, Bangka Belitung) yang diselenggarakan pada Senin (18/3/2019) di Yogyakarta.Dok. Kemenristekdikti Menristekdikti Mohamad Nasir setelah memberikan arahan pada Rapat Kerja Pimpinan PTS dalam Lingkungan LLDikti Wilayah II (Sumatera Selatan, Lampung Bengkulu, Bangka Belitung) yang diselenggarakan pada Senin (18/3/2019) di Yogyakarta.

"Kalau mungkin tidak bisa 100 persen online. Mungkin bisa 50 persen online, 50 persen face to face, atau yang kita sebut blended learning. Nanti kalau blended learning sudah cukup, bagaimana ini meningkat (semua) online," papar Nasir.

Nasir menyatakan perjuangan pemerintah untuk memperkuliahkan para pemuda masih jauh dari harapan, dimana masih baru 34,58 persen pemuda berkuliah, walaupun jumlah ini meningkat dari 29,42 persen pemuda berkuliah pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Masa empat tahun ini Indonesia telah mencapai 34,58 persen. Mudah-mudahan AKP Indonesia bisa mencapai di angka 36 persen, walaupun target nasional di angka 34 kita sudah melebihi," harap Nasir.

Belajar dari PTS Yogyakarta

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II (Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung) Slamet Widodo menyampaikan LLDikti Wilayah II kini berfokus pada pemerataan akreditasi program studi menjadi minimal B di seluruh Sumatera Selatan, Lampung Bengkulu, dan Bangka Belitung.

"Akreditasi yang kedaluarsa ini mudah-mudahan tidak ada. Yang C saya targetkan di 2019 di Wilayah II tidak ada akreditasi C lagi. Di samping itu kita juga menjalankan tugas, visi, misi dari Kemenristekdikti lainnya," ungkap Kepala LLDikti Wilayah II Slamet Widodo.

Slamet sengaja mengajak sekitar 230 pimpinan PTS di Sumatera bagian selatan untuk mengadakan rapat di Kota Yogyakarta agar mereka dapat melihat langsung beberapa perguruan tinggi swasta yang berkembang pesat di Yogyakarta.

Beberapa PTS yang dijadikan rujukan yakni Universitas Amikom Yogyakarta yang berhasil memproduksi film animasi "Battle Of Surabaya" dan Universitas Ahmad Dahlan yang menurut Slamet per tahun dapat menambah 6 ribu mahasiswa baru berkat manajemen keuangan baik dan pembangunan gedung baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau