KOMPAS.com - Bermacam video pendek saat ini semakin menjadi tren, yang mengalir di media sosial. Tapi, tak berarti video pendek melulu seputar hal-hal receh tanpa manfaat, karena ada konsep dan teknik harus dipahami untuk membuatnya tetap bernilai edukasi.
"Video pendek yang ringan, tapi semua orang akan suka dan bisa menikmati. Jadi, seperti semacam snack, kudapan enak, yang benar-benar pure entertaining content," kata TB Putera Adiperdana, video content creator handal yang membawakan tema ‘Snackable Content’ pada diskusi Lensa Academy 2019 di Jakarta di Dhonika Eatery, Cilandak, Minggu (31/4/2019).
Putera selama ini memang dikenal lewat karya video pendeknya yang "receh" tapi ternyata sangat menghibur. Creative head di sebuah perusahaan rintisan lokal itu menyebutnya sebagai video konten yang "snackable".
"Untuk itu, di Lensa Academy di Jakarta ini saya sengaja mengulas tentang konten video yang snackable, seperti snack. Terus terang, karena peminat video content di Indonesia saat ini semakin besar dan berkembang pesat," tambah Putera.
Dia mengatakan, era digital saat juga telah membawa audiens lebih banyak menikmati konten video lewat aplikasi-aplikasi populer seperti Youtube, Instagram, hingga Tiktok. Porsi video pendek jadi lebih dominan dilihat orang.
"Makanya, kalau dilihat trennya, makin ke sini yang menikmati video itu semakin banyak meski video yang dilihatnya semakin pendek. Kalau semakin panjang cenderung less attractive. Jadi, tantangannya adalah cara membuat video pendek yang bisa cepat menghibur," ujar Putera.
Namun, menurut dia, bukan berarti video pendek hanya berisi seputar hal-hal kecil yang tidak bermanfaat. Hadir di Lensa Academy, lanjut Putera, dia ingin berbagi langsung soal cara membuat video konten. Akan dipilih 3 peserta terbaik yang akan mendapatkan kesempatan mengikuti Lensa Project: Capture Vietnam.
Sigit Diapsoputra, perwakilan dari Lensa Academy menuturkan, rangkaian Lensa Academy 2019 merupakan bagian dari program lensa Community yang didedikasikan untuk para pecinta seni audio visual yang butuh ilmu untuk mengembangkan bakatnya di bidang audio dan visual.
Kalau di dua kota sebelumnya Lensa Academy mengulik tema-tema fotografi, yakni Capture to Print dan A to Z Digital Imaging, kali ini giliran tema di bidang videografi yang menghadirkan TB Putera Adiperdana.
"Ini jadi semacam fasilitas untuk menggali lebih dalam keterampilan dan bakat seiring perkembangan tren dan teknologi sehingga workshop ini bersifat up to date dan variatif, karena kami ingin mengulik secara detail seluk beluk seni audio visual itu sendiri," kata Sigit.
Selain itu, program Lensa Academy yang digelar di 10 kota di Indonesia sepanjang 2019 ini juga dijadikan sebagai program pencarian bakat di bidang audio visual. Pada setiap kota pelaksanaan akan terpilih tiga peserta yang akan bersaing dengan para peserta terbaik untuk mengikuti "Lensa Project: Capture Vietnam" di akhir 2019 nanti.
"Peserta terbaik di 10 kota akan diseleksi lagi dan akan diambil empat peserta terbaik mewakili genre karya visual yaitu fotografer, videografer, vlogger, dan drone pilot untuk diberangkatkan ke Vietnam. Mereka semua ditantang untuk berkolaborasi membuat karya visual yang paling keren untuk kemudian dipamerkan di Tanah Air," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.