KOMPAS.com - Dua mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU), Winelda Mahfud Zaidan Haris (22) dan Wahid Nurhidayat (22) meraih tiga medali emas dalam ajang"22nd Moscow International Salon of Inventions and Innovative Technologies (Archimedes)" di Moscow, Rusia pada 26-29 Maret 2019.
Ajang ini bertujuan untuk menemukan inovasi baru dalam dunia industri yang potensial untuk dipatenkan dan dikembangkan secara komersial.
Dalam kompetisi ini, mereka membuat inovasi teknologi dari produk kampas rem organik yang terbuat dari kulit kemiri yang tidak terpakai.
"Pada awalnya saya, Wahid, dan beberapa teman kami lainnya membuat startup Scandlenut yang bergerak di bidang teknologi maju dan menghasilkan salah satu produknya, yakni kampas rem organik," ujar Winelda yang akrab disapa Wiwin kepada Kompas.com pada Selasa (2/4/2019).
Wiwin mengatakan bahwa dalam startup ini, ia sebagai chief executive officer (CEO) dan founder, sementara Wahid sebagai chief technical officer (CTO).
"Kami berharap dengan hadirnya kampas rem organik ini dapat mengurangi dampak dan pemakaian asbestos yang sama-sama kita tahu sangat berbahaya untuk kesehatan," ujar Wiwin.
Baca juga: Mahasiswa UMN Raih Hibah DAAD Kunjungan Studi ke Jerman
Asbestos merupakan serat atau fiber yang tahan api dan telah banyak digunakan di berbagai industri properti. Namun, asbestos ini bisa menyebabkan penyakit, termasuk kanker.
Menurut Wiwin, di ajang inovasi teknologi ini, ia merasa lebih susah bersaing karena peserta yang berpartisipasi di tahun ini lebih banyak daripada jumlah peserta pada 2018.
"Tentunya kami merasakan susah dalam bersaing, karena memang dari negara lain jumlah dana riset yang digelontorkan sangat banyak. Tapi hal itu tidak menyurutkan optimisme kami untuk bisa menang," ujar Wiwin, yang berkuliah di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) USU.
Ia juga mengungkapkan sebelum tampil di Rusia, mereka melakukan banyak persiapan, seperti proses pencetakan, produksi quality control, persiapan alat-alat, dan bahan untuk presentasi.
Kompetisi 22nd Moscow International Salon of Inventions and Innovative Technologies (Archimedes) menyatukan 300 organisasi, peserta dari 52 wilayah federasi Rusia, dan 22 negara bagian yang berbeda yang nantinya akan mempresentasikan 1.100 penemuan dan proyek inovatif.
Dalam ajang ini, tentunya Wiwin dan Wahid mengalami kesulitan yang dihadapi ketika mempresentasikan kampas rem organik.
"Salah satu lawan paling susah dari Rusia yang menciptakan teknologi pengolahan limbah pabrik yang kondisinya sangat siap untuk diimplementasi," ujar Wiwin.
"Lawan paling susah juga dari Thailand yang produknya memang sudah siap pakai," kata dia.
Tak hanya itu, ajang inovasi teknologi ini juga memberlakukan sistem perlombaan menggunakan scoring berdasarkan presentasi yang dipaparkan.