Kajian Dosen UI pada Tenun NTT: Tantangan Nilai Adat dan Ekonomis

Kompas.com - 15/04/2019, 19:38 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kain tenun menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Sayangnya, keberadaannya tidak sepopuler kain batik. Agar dapat diterima masyarakat, diperlukan adanya inovasi baik dari segi desain maupun pewarnaan.

Selain itu dibutuhkan pula inovasi dalam membantu peningkatan akses pasar kain tenun. Inovasi yang dilakukan tentunya harus tetap menjaga pakem budaya yang telah ditentukan.

Selama ini inovasi dilakukan secara tertutup dalam arti hanya penenun yang memodifikasi desain dan pewarnaan. Padahal agar dapat memenuhi selera pasar diperlukan kolaborasi antara penenun dan pelanggan yang dikenal dengan "open innovation" (inovasi terbuka).

Inovasi berbasis jaringan

Hali inilah kemudian mendasari kajian strategis yang dilakukan dosen Universitas Indonesia (UI) diketuai Fibria Indriati. Kajian ini telah berjalan selama setengah tahun, mulai dari pertengahan tahun 2018.

Baca juga: Jembatan Bahasa, Solusi Inovasi Pembelajaran di Tengah Bahasa Daerah

 

Febria melakukan kajian di beberapa wilayah dan melihat salah satu daerah di NTT berhasil dalam melakukan inovasi terbuka.

"Kami menemukan bahwa para penenun yang berada di Kabupaten Sikka, NTT telah melakukan inovasi terbuka dalam rangka meningkatkan akses pasar dan nilai ekonomis kain tenun," jelas Dosen Administrasi Niaga melalui rilis resmi UI (15/4/2019).

Ia menambahkan, "Model inovasi terbuka yang dilakukan adalahstrategi inovasi kolaboratif dan strategi Inovasi berbasis jejaring." 

Strategi inovasi kolaboratif dilakukan para penenun dengan membentuk kolaborasi dengan beberapa lembaga yang memiliki banyak pengetahuan seperti rumah desain, universitas dan lembaga peneliti serta pemerintah.

Hasilkan tenun kontemporer

Dosen Universitas Indonesia (UI) diketuai Fibria Indriati melakukan kajian pada kain tenun NTT yang telah berjalan selama setengah tahun, mulai dari pertengahan tahun 2018.Dok. UI Dosen Universitas Indonesia (UI) diketuai Fibria Indriati melakukan kajian pada kain tenun NTT yang telah berjalan selama setengah tahun, mulai dari pertengahan tahun 2018.

Kolaboratif dilakukan terkait dengan desain dan teknik pewarnaan. Strategi ini mampu menghasilkan kain tenun dengan motif kontemporer yang memiliki nilai ekonomis yang dapat diterima secara luas, bukan hanya masyarakat NTT.

Dalam hal pewarnaan, teknik diterapkan selain pewarna alami, para penenun menggunakan pewarna kimia yang mempersingkat waktu penyelesaian kain tenun.

Selain itu juga kolaboratif strategi inovasi dilakukan dalam hal peralatan menenun, dimana bekerja sama dengan universitas, perusahaan dan lembaga pemerintah dalam penyediaan alat pemintal benang tenun.

Sedangan strategi inovasi berbasis jejaring juga dilakukan para ketua kelompok tenun dan penenun dengan menjalin jejaring baik dengan perorangan (desainer), komunitas tenun dan pencinta budaya baik yang berada di dalam negeri atau luar negeri.

Nilai adat vs ekonomis

Model "open innovation" telah terbukti dapat mempercepat proses pengerjaan kain tenun dan meningkatkan akses pasar karena kain tenun yang diproduksi dapat diterima masyarakat secara luas.

Namun muncul tantangan dari inovasi terbuka ini. Alfonsa Horeng, Ketua Kelompok Lepo Lerun Desa Nita, hal ini membuat inovasi tenun tidak memenuhi nilai adat yang telah diwariskan leluhur sehingga kain dihasilkan tidak memiliki nilai bagi masyarakat adat.

Hal ini juga ditegaskan Daniel David, Ketua Kelompok Tenun Na’ni House. Menurutnya, kain tenun dengan motif kontemporer dan pewarnaan kimia meski tidak memiliki nilai adat namun memiliki nilai ekonomis yang dapat membuka akses pasar bagi kain tenun dan penenun itu sendiri.

"Meskipun demikian, identitas kain tenun Sikka tidak boleh berubah. Oleh sebab itu dalam pengembangan kain tenun, meskipun motif dan pewarnaan dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan, tetapi harus tetap membawa ciri dari kain tenun Sikka dan tidak boleh dicampur adukkan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Edu
Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Edu
10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

Edu
Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Edu
Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Edu
Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau