Tidak hanya pendidikan, Finlandia Hebat Dalam 3 Hal Ini

Kompas.com - 20/04/2019, 10:30 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sistem pendidikan Finlandia telah terkenal secara global. Selama lebih dari satu dekade, Finlandia telah selalu menjadi terbaik dalam program penilaian siswa internasional (PISA).

Namun ternyata Finlandia tidak hanya unggul di dalam kelas. Mereka juga unggul dalam hal manajemen perubahan, implementasi langkah-langkah berbasis bukti dan pendidikan dalam kecerdasan buatan (AI).

Faktor-faktor ini berkontribusi pada citra Finlandia sebagai negara inovatif dan ambisius yang siap memenuhi tantangan sosial baru di masa depan.

Tidak diragukan lagi banyak negara di dunia masih banyak mengirimkan siswa dan peneliti untuk belajar dari Finlandia.

1. Jatuh-bangun Nokia

Setelah jatuhnya Uni Soviet, Finlandia terkena dampak depresi ekonomi yang dalam pada 1990-an. Namun, dalam beberapa tahun negara ini berubah dari ekonomi yang digerakkan oleh investasi menjadi ekonomi yang digerakkan oleh pengetahuan.

Baca juga: Ini Rahasia Pendidikan Finlandia Menjadi yang Terbaik di Dunia (1)

 

Banyak orang masih mengingat era keemasan Nokia pada 1990-an dan awal 2000-an. Nokia menempatkan Finlandia pada peta dan menikmati dominasi global sebagai merek ponsel terkemuka. Jauh sebelum Apple mengganggu seluruh pasar dengan ponsel baru yang inovatif.

Namun setelah Nokia turun tahta, banyak insinyur Finlandia masuk ke industri video game. Ini menghasilkan kisah sukses seperti "Angry Birds" dan "Clash of Clans". Dengan demikian, dalam beberapa tahun terakhir, Finlandia telah mengembangkan lingkungan startup terkemuka dari abu kejatuhan Nokia.

2. Penelitian progresif

Finlandia juga terkenal dengan pendekatan yang mengintegrasikan penelitian dan inovasi ke dalam sistem layanan kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan teknologi perawatan kesehatan telah meningkat secara global.

Finlandia menanamkan investasi mendalam untuk informatika klinis. International Medical Informatics Association (IMIA) telah menciptakan sistem akreditasi untuk universitas yang mengajarkan informatika klinis, dan universitas terakreditasi pertama berlokasi di Finlandia.

Finlandia juga telah melakukan penelitian mutakhir tentang inovasi sosial. Pada 2017, studi penelitian kontroversial tentang "upah minimum universal" dilakukan di Finlandia.  

Dalam penelitian ini Finlandia, 2.000 orang menganggur berusia antara 25 dan 58 dipilih untuk berpartisipasi dalam uji coba dua tahun di mana mereka menerima upah minimal bulanan sebesar € 560.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah pemberian bantuan dapat merangsang individu yang menganggur untuk mendapatkan pekerjaan. Terlepas dari hasil penelitian, pendekatan berbasis penelitian ini menunjukkan Finlandia bersedia untuk membuat keputusan berbasis bukti dalam masalah politik, dan cukup berani mencoba ide-ide besar yang beberapa telah diuji sebelumnya.

3. Pelopor kecerdasan buatan

Finlandia adalah negara pertama di Uni Eropa yang mengembangkan strategi resmi AI (kecerdasan buatan) pada 2017, bahkan mengalahkan negara-negara G7 seperti Inggris, AS, Italia, Prancis, dan Jerman.

Sejak itu, banyak negara lain bergabung dengan Finlandia dalam upaya ini. 

Finlandia berfokus pada pengembangan kompetensi kolektif dalam AI, yang berarti mereka ingin seluruh populasi pada umumnya menjadi lancar dalam AI dasar. Pada tahun 2018, Universitas Helsinki dan agen konsultasi Reaktor meluncurkan kursus online gratis tentang AI yang tersedia untuk semua orang.

Finlandia menetapkan tujuan agar 1 persen dari populasi negara mengikuti kursus. Tujuannya tercapai jauh lebih awal dari yang diharapkan, dan sekarang beberapa negara telah terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.

Finlandia memahami bahwa AI akan menjadi "listrik atau internet" generasi masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau