Vokasi dan Spesialisasi Kunci Keberhasilan Pendidikan Selandia Baru

Kompas.com - 20/04/2019, 22:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Selandia Baru menempati peringkat pertama sebagai dunia dengan pendidikan terbaik menurut Economist Intelligent Unit dalam Worldwide Education for the Future Index.

Selandia Baru meraih prestasi tersebut karena unggul dalam 15 indikator di antaranya: Kerangka Kurikulum untuk Keterampilan Masa Depan, Efektifitas Sistem Implementasi Kebijakan, Pendidikan Guru, Kolaborasi Universitas dan Industri serta Keragaman Budaya dan Toleransi.

Berdasarkan laporan tersebut, terdapapat 3 faktor kunci keberhasilan Selandia Baru menjadi barometer pendidikan dunia.

1. Kreatifitas dan Inovasi 

Kreatifitas dan inovasi menjadi jantung pendidikan di Selandia Baru. Tantangan terbesar dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana melakukan transformasi sistem pendidikan agar mampu menjawab tantangan abad 21.

Kebutuhan dunia industri saat ini adalah lulusan berpikir kreatif, out of box, inovatif dan menguasai teknologi.

Baca juga: Tidak hanya pendidikan, Finlandia Hebat Dalam 3 Hal Ini

Tidak hanya memiliki literasi IT tetapi juga menguasai kompetensi khusus di bidangnya. Sistem kurikulum mampu menjawab tantangan masa depan inilah yang menjadi salah satu faktor membuat Selandia Baru meraih predikat pendidikan terbaik di dunia. 

2. Fokus pada pendidikan manusia 

Pendidikan di Selandia Baru bukan hanya telah mengantisipasi era industri 4.0 tapi lebih jauh dari itu. Pendidikan di Selandia Baru selalu mengikuti trend pendidikan dan trend kebutuhan dunia kerja. Karena itulah pendidikan di sana juga menyiapkan kebutuhan masa depan mulai dari kecerdasan buatan, robotik, big data dan lainnya.

Pendidikan di Selandia baru juga tidak hanya menitikberatkan kepada keilmuan namun juga fokus pada pendidikan manusianya. 

Kecerdasan buatan atau robotik semua akan kembali pada manusia yang akan menciptakan, mengelola atau mengaturnya. Untuk itu sistem dan atmosfer pendidikan di Selandia Baru  berupaya melahirkan manusia pembelajar yang kreatif dan juga kritis.

3. Vokasi dan spesialisasi

Siswa tidak dibebani dengan banyak mata pelajaran. Subyek pembelajaran wajib sangat sedikit, sisanya siswa dapat memilih subyek pembelajaran yang menjadi minat dan bakatnya.

Hal ini membuat siswa sudah memiliki keahlian atau spesialisasi sejak dini. Pola pendidikan vokasi ini berkesinambungan saat memasuki jenjang pendidikan tinggi.

Ini membuat mahasiswa telah terbiasa belajar berbagai masalah di dunia kerja sejak dini. Hal ini ditunjang pula dengan kebijakan pemerintah yang mengijinkan dan mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek kerja/magang selama 20 jam selama seminggu.

Inti dari pendidikan vokasi inilah yang pada akhirnya membuat pendidikan di Selandia Baru selalu mampu menjawab kebutuhan dunia kerja. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau