KOMPAS.com - Anak yang belum memasuki masa puber memang tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. Namun, sebagai orangtua tidak ada salahnya untuk mengajarkan puasa sejak dini kepada anak.
Diharapkan, saat anak sudah wajib puasa nantinya, ia dapat menjalankan ibadahnya dengan baik. Meski mengajarkan puasa kepada anak mungkin susah-susah gampang, ternyata ada banyak manfaat mengenalkan puasa pada anak sejak dini.
Laman Sahabat Keluarga Kemendikbud menjelaskan setidaknya ada 7 manfaat mengenalkan manfaat puasa pada anak:
Anak sejak dini dilatih melaksanakan ibada puasa akan menambah keimanannya kepada Tuhan. Hal ini akan membawa dampak meningkatnya ketaatannya menjalankan perintah agama.
Baca juga: Pendidikan Karakter Sekolah Menentukan Nasib Bangsa
Tidak hanya melakukan ibadah puasa, di bulan Ramadhan anak juga dapat diajak melaksanakan ibadah lain salat tarawih bersama. Diyakini, dengan melakukan puasa, tarawih, dan berbagai kegiatan keagamaan di bulan Ramadan maka kecerdasan spiritual anak akan kian berkembang.
Berpuasa juga identik menahan hawa nafsu; menahan lapar, dahaga, marah, dan berbagai aspek negatif lainnya. Dengan berpuasa anak berlatih mengendalikan emosi, menahan keinginan, maupun memadamkan nafsunya.
Melalui ibadah puasa, pengendalian diri terjadi secara perlahan namun pasti. Pengendalian diri akan terus berkembang seiring kemampuan anak menjalankan ibadah puasa.
Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan memungkinkan seseorang memahami perasaan, suasana hati, keinginan, dan temperamen orang lain. Bulan Ramadhan menjadi kesempatan bagi orangtua untuk mengajarkan anak berbela rasa dengan teman-temannya yang kurang beruntung.
Orangtua dapat mengajak anak ke panti asuhan, kawasan kumuh atau mengundang anak yatim untuk berbuka bersama. Melalui kegiatan ini akan muncul rasa empati, rasa peduli, dan rasa asih kepada sesama.
Menurut penelitian puasa meningkatkan hormon pertumbuhan yang mengatur proses metabolisme dan meningkatkan fungsi otak. Puasa juga diyakini meningkatkan protein yang di produksi otak.
Protein ini membantu peremajaan dan regenerasi sel induk otak. Protein ini juga dapat meningkatkan fungsi memori dan motor. Dengan terjadinya peremajaan dan regenasi sel-sel otak ketika berpuasa, maka kemampuan otak untuk berpikir, bernalar, dan berkreasi akan meningkat.
Berdasar hasil penelitian dilakukan Americans College of Cardiology di New Orleans menunjukan puasa memicu kenaikan hormon pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan kelenjar pituitary, tepat di bagian lobus anterior. Hormon pertumbuhan berfungsi mengatur pertumbuhan tinggi badan, membantu pembentukan otot dan tulang.
Pada puasa, anak mempunyai pola makan lebih sangat teratur. Sahur di kala fajar dan berbuka ketika magrib. Hal ini akan menyebabkan proses metabolisme menjadi lebih lancar. Lambung juga dapat beristirahat dan tidak bekerja terus-menerus sepanjang hari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.