Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/05/2019, 23:56 WIB

KOMPAS.com - Kurnia Astuti, guru SDN 003 Tenggarong, Kalimantan Timur secara rutin sejak bulan April 2019 berkeliling komplek perumahan tempat ia tinggal menawarkan warga membaca buku.

Tidak sendiri, Ibu Guru Kurnia ditemani tiga anaknya yang masih kecil; Bilqis (kelas empat SD), Yasmin (TK) dan adiknya Asifa (3 tahun). Buku-buku milik pribadi berbentuk komik, novel, majalah dan lain-lain tersebut dibawa dengan gerobak dorong yang biasa digunakan untuk membawa galon air.

Jadwal Ibu Guru Kurnia berkeliling kompleks menawarkan buku dilakukan setiap hari Jumat pukul 16.30-17.30. Mereka tidak hanya keliling kompleks perumahan mereka sendiri, tapi juga kompleks tetangga. 

'Gerobak literasi'

“Bersama anak-anak saya, saya dorong gerobak menawarkan pada siapa saja membaca secara gratis, terutama anak-anak. Saya merasa terpanggil setelah melihat besarnya kecenderungan anak-anak disini buang-buang waktu bermain gadget," ujar Kurnia.

Baca juga: Pustaka Digital Terobosan Memperkuat Literasi Awal di Daerah 3T

Lewat berkeliling mendorong 'gerobak literasi' Ibu Guru Kurnia menyampaikan harapan, "Saya ingin anak-anak di komplek ini lebih mampu memanfaatkan waktunya dengan rajin membaca buku.” 

Orangtua dan anak-anak pun menyambut gembira kegiatan bu Kurnia. “Bahkan biasa orang tua memerintahkan anak-anaknya gabung membaca, daripada bermain gadget saja,” ujarnya.

Pada bulan Mei ini, karena puasa ia tidak keliling melainkan mempersilahkan pembaca datang langsung ke perpustakaan mininya di rumah.

“Buku saya belum begitu banyak. Tapi saya nanti akan pasang banner rumah baca di rumah saya. Saya mempersilahkan siapa saja menyumbang buku dan akan saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk gerakan literasi,” ujar salah satu fasilitator daerah Program PINTAR Tanoto Foundation ini.

Sambangi TPS Pemilu

Patut diacungi jempol keberanian dan semangat Ibu Guru Kurnia beserta keluarga saat Pemilu 17 April 2019 lalu. Dibantu suami, Syamsul Efendi, ia membawa gerobak baca keliling tersebut ke tempat pemungutan suara (TPS) dan membuka lapak baca di situ.

“Saya amat prihatin dengan tingkat literasi di Indonesia. Jadi saya mencoba menggugah semua orang untuk tergerak mau membaca,” ia menceritakan motifnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+