Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Orangtua Cegah Sikap "Hedon" pada Remaja

Kompas.com - 19/05/2019, 22:09 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Hedonisme merupakan pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan didapat dengan mencari kesenangan sebanyak-banyaknya dan menghindari perasaan yang menyakitkan atau kurang menyenangkan bagi dirinya.

Tak dapat dipungkiri, fenomena ini sudah terlihat pada remaja di Indonesia saat ini. Mereka bangga dapat melakukan berbagai hal yang bisa memuaskan dahaga mereka akan kesenangan, memamerkan, dan menganggap kecil orang lain yang tidak bisa berlaku seperti mereka.

Padahal perilaku ini dapat merapuhkan mental generasi anak. Anak jadi enggan berusaha, menghindari pengorbanan atau perjuangan sehingga mereka cepat puas dengan apa yang mereka usahakan sekadarnya.

Remaja menjadi kurang bertanggung jawab, konsumtif, individualis, dan kompetitif, egois, serta cenderung menjadi pemalas.

Baca juga: Orangtua, Izinkan Anak Selesaikan Masalah Sendiri, Ini 7 Tipsnya

 

Jika tidak hati-hati, keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan terdekat remaja ternyata mengambil andil dalam pembentukan perilaku hedonisme.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah hal ini? Laman Sahabat Keluarga Kemendikbud memberikan 5 cara yang dapat dilakukan orangtua mencegah gaya hidup hedonisme pada anak: 

1. Pengawasan media sosial

Media sosial adalah influencer utama. Konten menyuguhkan gaya hidup mewah dan bersenang-senang sedikit banyak menggeser pola pikir remaja bahwa ’kesenangan’ menjadi kebutuhan primer setiap orang.

Kesenangan seolah jadi hak yang harus mereka dapatkan sehingga banyak remaja melakukan apa saja untuk bisa memberikan kesenangan tanpa memikirkan baik dan buruk serta efek yang ditimbulkan setelahnya. Untuk itu pembatasan dan pengawasan penggunaan media menjadi wajib bagi orang tua.

2. Pertimbangkan soal reward

Pemberian reward atau hadiah penting bagi anak sebagai bentuk apresiasi. Reward dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri. Namun, pemberiannya harus mendapat perhatian khusus agar tidak menjadi bumerang bagi anak dan orangtua.

Pertimbangkan dengan matang dan usahakan reward diberikan sebanding dengan usaha dan hasil diperoleh anak. Jangan memberikan reward karena sedang tren atau semacamnya.

Hindari pemberian barang mewah yang tidak berkaitan sama sekali dengan statusnya sebagai anak dan pelajar. Hilangkan pola pikir memberikan barang mewah dan terkini menjadi suatu kebanggaan bagi orangtua.

3. Menjadi teladan terbaik

Orangtua harus bijak bergaul dan beraktivitas sesuai perannya sebagai teladan bagi anak. Banyak orangtua justru terjebak kehidupan sosialita demi mendapat label ’ortu gaul’.

Tanpa disadari, gaya hidup seperti ini menjadi bibit hedonisme yang ditanamkan orangtua dan suatu saat akan tumbuh pada anak. Tunjukkan pola hidup sederhana, bekerja keras, pantang menyerah, rasa syukur dan hal positif lainnya. 

4. Hindari fasilitas full service

Memenuhi kebutuhan anak memang kewajiban orangtua. Sebagai bentuk kasih sayang, tak jarang orangtua berusaha keras memenuhi keinginan anak-anaknya. Namun, perlu diingat anak-anak harus menyadari bahwa tidak semua yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan.

Didik mereka untuk berusaha, menabung atau mengajukan sejumlah syarat tertentu untuk mendapat sesuatu yang mereka inginkan. Mereka harus bisa menyusun skala prioritas antara keinginan dan kebutuhan.

5. Jadikan "berbagi" kegiatan rutin

Berbagi dapat mengasah empati, meningkatkan rasa syukur, dan mereduksi sikap hidup bermewah-mewahan. Tanamkan pemenuhan terhadap kesenangan tidak selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi dirinya. Kebahagiaan bisa juga didapatkan dengan memberikan kebahagiaan pada orang lain. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com