DQLab
Komunitas data scientist

Komunitas praktisi dan industri dalam program belajar data science oleh DQLab (dqlab.id).

Perlukah "Data Scientist" Ikut Memahami Bisnis?

Kompas.com - 27/05/2019, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Situs karier dan rekrutmen terbesar di dunia, Glasdoor mendeskripsikan Data Scientist sebagai pekerjaan yang menggunakan keahlian programming, analytics, dan statistik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memahami data guna mengembangkan solusi berbasis data untuk memecahkan permasalahan bisnis.

Pertanyaan yang muncul kemudian: apakah data scientist perlu memahami bisnis?

1. Pahami alur bisnis

Febriandi Rahmatulloh Head of Big Data Analytics Astra Digital menyampaikan, “Harusnya kita mengerti dulu bisnisnya, flow bisnisnya. Jadi, okelah temen-temen sudah mengerti pake R, mengerti pake Python, bisa bikin model advanced, tapi kalau temen-temen tidak mengerti bisnis bagaiaman teman-teman bekerja? Bagaimana teman-teman solve problem? Bisnisnya dimengerti dulu.”

Febriandi menegaskan, dengan memahami dan memperinci setiap tahapan interaksi konsumen dengan bisnis, seorang data scientist dapat memetakan masalah yang dialami konsumen dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

2. Pahami konsumen

“Kalau sudah mengerti bisnisnya gimana, kita perlu mengerti bagaimana caranya konsumen membuat keputusan,” lanjut Febriandi.

“Ada dua pendekatan (dalam memahami proses pengambilan konsumen). Satu dari Google, satu dari McKinsey. Saya lebih suka pakai punya McKinsey. Di sini kita bisa lihat ada beberapa hal yang bisa kita kerjakan sebagai seorang analyst dari setiap journey konsumen dan pengambilan keputusannya. Misalnya waktu Initial Consideration, kita bisa mengerjakan Pricing Analytics.”

3. Pahami proses keputusan 

Ilustrasi. Meetup DQLab - Astra DigitalDok. DQLab Ilustrasi. Meetup DQLab - Astra Digital

“Zaman dulu, orang itu mikir, ah sekarang gua moodnya lagi ingin buat iklan pakai topeng monyet, karena semua orang suka. Sekarang tidak. Sekarang orang nge-tes yang (skalanya) kecil-kecil, dari seribu tes itu mana yang sukses, itu yang dibikin iklan,” kata Febriandi.

Bergesernya dasar pengambilan keputusan dari “mood” seseorang menjadi berbasis data, dan semakin banyaknya data yang dikumpulkan serta dibutuhkan perusahaan untuk menyaingi kompetitornya menjadikan data scientist sesuatu yang sangat dibutuhkan semua perusahaan yang ingin sukses di era digital ini.

Jika ingin memiliki profesi yang dicari setiap perusahaan yang mengerti perkembangan zaman, dengan gaji di atas 10 juta per bulan sejak fresh graduate, dan disebut-sebut sebagai profesi terbaik di era digital ini - kunjungi situs DQLab sekarang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau