Soal Sistem Zonasi PPDB 2019, Netizen "Curhat" di Akun Resmi Kemendikbud

Kompas.com - 19/06/2019, 08:04 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Proses pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 yang telah dibuka di beberapa daerah mendorong warganet menyampaikan beragam masukan di akun resmi Instagram Kemendikbud @Kemdikbud.RI.

Berbeda dengan tahun lalu "curhat" netizen banyak diwarnai masalah penyalahgunaan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), PPDB 2019 postingan warganet didominasi soal prioritas seleksi zonasi berbasis perhitungan jarak rumah ke sekolah.

Bagi beberapa warganet hal ini memunculkan soal di mana anak dengan nilai UN tinggi "kalah" dengan anak berdomisili lebih dekat sekolah yang diuntungkan dengan perhitungan zonasi berbasis jarak.

Kecewa soal jarak

Seperti disampaikan akun @o_cci_o: 

"Pak mohon maaf sebelumnya saya hanya mengeluarkan unek² saya, bayangkan pak jarak hanya 50m dari sekolah tapi nilai unbk 19 lalu dia bisa masuk sekolah negeri. Sedangkan kami jarak sekitar 3km dengan nilai 35 tapi tidak diterima di negeri? Apa cukup adil pak? Begadang tiap malam belajar supaya mendapatkan nilai unbk yang bagus supaya bisa masuk sma negeri, tapi apa yang kita dapat? Nihil pak:)."

Baca juga: Soal PPDB 2019, Pengamat: Solidkan Koordinasi Pusat dan Daerah

Hal sama dikeluhkan akun @camillagreyns, "Pak seharusnya yg nilainya rendah tu semakin dimotivasi agar sadar...bukannya malah diuntungkan dengan adanya sistem zonasi ini."

Akun @catherinecinta28 secara singkat menggungah tanggapan: "'Zonasi' hancurkan harapan murid berprestasi" 

Pemerataan kualitas

Namun, ada pula warganet yang mendukung sistem PPDB tahun ini sebagai sebuah upaya pemerintah untuk memeratakan pendidikan dan menghilangkan 'favoritisme' sekolah. Mereka menyadari sebagai sebuah upaya baru, tentu masih membutuhkan perbaikan di masa mendatang.

Salah satunya disampikan akun @nacticc, "Sistem zonasi udah bener, tpi kualitas pendidikan setiap sekolah belum bener dan belum sama makanya pada protes"

 

Akun @firyalsdf secara panjang lebar memberi tanggapannya:

"sorry, gamaksud menyinggung pihak manapun. tapi tolong jangan terlalu berlebihan untuk menyalahkan @kemendikbud.ri mungkin ini adalah salah satu usaha mereka untuk memajukan pendidikan di indonesia, tidak semua usaha akan selalu berjalan dengan mulus.

Ia menambahkan, "sama seperti usaha kalian yang telah belajar mati2 an utk belajar dan mendapatkan hasil UN yang memuaskan. sama seperti proses pembenahan pendidikan di indonesia yang dilakukan oleh @kemdikbud.ri mungkin yang mereka mau adalah pendidikan di indonesia akan lebih rata dan lebih maju. namun, tidak segala usaha berhasil instan"

Gaya milenial

Beberapa postingan lain gaya milenial yang satire dan juga lucu juga mewarnai kolom komentar di akun resmi Kemendikbud hingga hari ini (19/6/2019).

Seperti pengalaman yang dibagikan akun @rizkahayu.f31, "Bapakkkkkkk???? kenapa nama saya ditarik ulur online kyk perasaan hati iniii huhuhu:")"

Akun @andiniintantri menulis, "Tahun depan kalau masih ada gini ,aku bangun rumah didalem sekolah aja deh pak ,sekalian jadi tukang bersih-bersih sekolah ,lumayan zona deket pahala dapat????"

Atau seperti disampaikan  @auliapn._ , "pak klo saya ga msk negri masa msk swasta kan kasian ma jiwa kemissqueenan saya, dia jdi bergejolak meronta." 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

Edu
Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Edu
Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Edu
Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Edu
4 Tips Antar Anak Ikut UTBK SNBT 2025, Orangtua Segera Cek

4 Tips Antar Anak Ikut UTBK SNBT 2025, Orangtua Segera Cek

Edu
Beasiswa Kuliah: Solusi Nyata Kelas Menengah di Tengah Tekanan Ekonomi

Beasiswa Kuliah: Solusi Nyata Kelas Menengah di Tengah Tekanan Ekonomi

Edu
15 Jurusan Kedokteran dengan Uang Kuliah Termurah Jalur Mandiri 2025

15 Jurusan Kedokteran dengan Uang Kuliah Termurah Jalur Mandiri 2025

Edu
8 Kampus Muhammadiyah Kristen atau Krismuha, Ada di Mana Saja?

8 Kampus Muhammadiyah Kristen atau Krismuha, Ada di Mana Saja?

Edu
Cerita Penyandang Disabilitas Ikut UTBK SNBT 2025, Sempat Kesulitan Kerjakan Soal

Cerita Penyandang Disabilitas Ikut UTBK SNBT 2025, Sempat Kesulitan Kerjakan Soal

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau