KOMPAS.com - "No-Trash Triangle Initiative" bekerja sama dengan "Seasoldier" meluncurkan program pendidikan inovatif yang mengajarkan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pulau Bangka, Sulawesi Utara (27/6/2019) tentang lingkungan sekitar dan pentingnya menjaga laut.
Program ini akan mencakup topik-topik seperti terumbu karang, hutan bakau dan hamparan rumput laut, dan para siswa akan dibawa keluar dari kelas untuk mengalami dan melihat ekosistem ini secara langsung.
Program ini dirancang dengan kolaborasi bersama masyarakat setempat untuk memastikan materi yang diberikan relevan dan menarik bagi siswa, dan perwakilan dari Seasoldier lokal yang akan membawakan materi pelajaran.
"Ide dari penyesuaian materi dan cara ajar ini adalah agar para siswa data lebih terlibat dan terinspirasi. Peserta akan menerima sertifikat di akhir program untuk mendukung aplikasi mereka untuk pelatihan lebih lanjut setelah sekolah," ujar Anna Clerici dari "No-Trash Triangle Initiative" melalui rilis resmi.
Baca juga: Hadapi Era Global lewat Pembelajaran Kolaboratif Untar dan KSU Taiwan
Pihaknya berharap, semua peserta akan menjadi duta besar laut dan beberapa bahkan mungkin dapat menjadi generasi berikutnya dari ahli biologi kelautan.
Kepala sekolah SMP setempat, Jodi Umboh mengatakan, “Program ini sangat penting dalam membantu siswa kami menyadari betapa beruntungnya mereka hidup di tempat yang begitu indah dan bahwa mereka harus membantu merawatnya sehingga dapat bertahan hingga masa depan "
Pulau Bangka, terletak di jantung Segitiga Karang “Coral Triangle” yang merupakan keanekaragaman hayati laut terbanyak dari semua lingkungan laut. Zona ini dikelilingi oleh terumbu karang yang indah dan berbagai kehidupan laut.
Namun, seperti halnya di banyak pulau kecil di Indonesia, lingkungan yang indah ini terancam karena plastik di laut dan air yang tercemar.
"The No-Trash Triangle Initiative telah bekerja di Sulawesi Utara sejak 2017 dalam menciptakan program pengelolaan limbah dan meningkatkan keterlibatan masyarakat sehingga dapat direplikasi di pulau-pulau lain," jelas Anna Clerici lebih lanjut.
Ia menambahkan, “Pendidikan kreatif adalah bagian penting dari model berkelanjutan dan dapat ditiru yang telah kami kembangkan bersama.”
"Jika generasi muda memahami lingkungan mereka, dampak tindakan mereka dan kemungkinan solusi yang ada, mereka menjadi bagian penting dalam menerapkan solusi ini dan memerangi polusi plastik," tegas Anna.
Selain pendidikan, "No-Trash Triangle Initiative" juga mendukung penelitian dan inovasi ilmiah, memimpin program pengumpulan limbah yang hingga hari ini, mengirim lebih dari 500 kantong plastik dari laut untuk didaur ulang dan mendorong tanggung jawab perusahaan di Eropa dan Indonesia.
Setelah program pendidikan ini selesai pada bulan Desember 2019, Inisiatif akan bekerja dengan Seasoldier untuk memastikan bahwa program yang sama ini dapat direplikasi di pulau-pulau kecil lainnya di sekitar Segitiga Terumbu Karang, dengan melakukan adaptasi sesuai dengan kebutuhan lokal.
Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk menciptakan model yang dapat beradaptasi dan berkelanjutan sehingga dapat diterapkan di pulau-pulau kecil Indonesia dan bagian garis pantai untuk mengatasi masalah sampah plastik dan membantu melestarikan terumbu karang, hutan bakau, dan semua kehidupan laut Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.