Lembaga Manajemen Talenta Jadi Penghubung Pendidikan dan Industri

Kompas.com - 24/07/2019, 19:15 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com Dalam pidatonya di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Minggu (14/7/2019), presiden terpilih pada Pilpres 2019, Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan beberapa tahapan yang akan dilakukannya bersama wakil presiden terpilih, Ma'ruf Amin, untuk membuat Indonesia lebih produktif, memiliki daya saing, dan fleksibilitas tinggi dalam menghadapi perubahan di dunia.

Salah satunya yaitu melakukan manajemen talenta melalui pembentukan Lembaga Manajemen Talenta. Lembaga itu akan mengidentifikasi, memfasilitasi, dan memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia.

Selain itu, dukungan juga akan diberikan kepada diaspora yang memiliki bakat yang besar untuk memberikan sumbangan demi percepatan pembangunan Indonesia.

“Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia. Kita akan menyiapkan lembaga khusus yang mengurus manajemen talenta ini. Kita akan mengelola talenta-talenta hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global,” ucap Jokowi.

Baca juga: Lawan Stigma, Mau Rangkul Anak dengan HIV/AIDS?

Jembatan penghubung

Terkait dengan itu, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santosa Sungkari menuturkan, Lembaga Manajemen Talenta akan menjadi jembatan penghubung antara dunia pendidikan dan industri.

“Banyak mereka sudah dibekali pendidikan dasar masih ada gap yang dibutuhkan industri, skill benchmark yang belum harus diakselerasi,” ucap Hari, seperti dilansir Antara, Rabu (24/7/2019).

Dia mengharapkan lembaga tersebut bisa menyediakan pelatihan melalui kerja sama dengan sekolah vokasi untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Lembaga Manajemen Talenta pun diharapkan mampu menghasilkan kebijakan yang memberikan insentif kepada sekolah vokasi dan bisa menginventarisasi semua talenta yang dipunya sehingga bisa diketahui produk potensial untuk dihasilkan, di samping juga mengetahui kekurangan talenta di bidang tertentu.

Mempermudah diaspora

Hari berpendapat, lembaga itu bisa melengkapi fungsi dari kementerian tertentu yang sebelumnya fokus pada pengembangan keterampilan anak muda dan tenaga kerja.

Ia mengungkapkan, industri kreatif memerlukan banyak talenta di bidang programming. Bahkan sejumlah perusahaan berkembang harus mempekerjakan programmer dari luar negeri karena tenaga tersebut masih kurang di Indonesia.

Namun sebaliknya, diaspora yang sudah mempunyai keterampilan dan ingin kembali ke Tanah Air malah menghadapi masalah terkait imigrasi.

Itulah antara lain yang diharapkan dari Lembaga Manajemen Talenta agar bisa menghasilkan kebijakan yang mempermudah diaspora bekerja dan tinggal kembali di Indonesia.

“Kita banyak yang tumpang tindih. Lembaga Manajemen Talenta ini diharapkan dapat mempersingkat, jangan sampai menambah rantai proses,” tutur Hari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau