KOMPAS.com - Saat ini Pramuka menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib di hampir semua satuan pendidikan yang dimulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Pramuka sendiri merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya dan pertama kali dikenalkan zaman pemerintah Belanda tahun 1923.
Tanggal 14 Agustus 1961 dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional) Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Pramuka yang diperingati hingga sekarang.
Kegiatan Pramuka memiliki banyak sekali manfaat dan masih sangat relevan dalam pembentukan karakter, termasuk generasi milenial saat ini.
Baca juga: Hari Pramuka, Ini Pesan Ketua Kwarnas Budi Waseso
Seperti diwartakan laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut 7 manfaat kegiatan Pramuka:
Karakter mandiri anak dilatih melalui berbagai kegiatan Pramuka yang biasanya dilaksanakan jauh dari rumah dan tidak melibatkan orangtua. Salah satunya adalah berkemah.
Saat berkemah anak-anak dituntut tinggal bersama anggota Pramuka lainnya dan mengurus semua kebutuhan sendiri. Mulai dari memasak, mencuci baju atau alat makan, membersihkan tempat yang ditinggali, dan lainnya. Artinya, anak-anak akan dilatih mandiri.
Karakter disiplin anak ditumbuhkan melalui pelaksanaan kegiatan Pramuka yang jadwal serta tata tertibnya sangat ketat dan harus dipatuhi seluruh pesert dari awal hingga akhir kegiatan.
Semua peserta harus disiplin saat datang upacara apel, mengumpulkan tugas, istirahat pada waktu yang ditentukan, hingga mengenakan atribut lengkap, seperti sepatu hitam, kaos kaki hitam, topi, dasi, tongkat, dan lainnya. Tuntutan ini akan membuat anak terbiasa disiplin.
Pramuka juga melatih karakter gotong royong melalui pelaksanaan beberapa kegiatan, seperti berkemah.
Biasanya, satu tenda biasanya diisi oleh beberapa orang. Hal itu mengharuskan semua penghuni tenda saling membantu, seperti misalnya saat mendirikan tenda untuk beristirahat dan melindungi diri dari ancaman alam.
Selain itu, penghuni tenda juga harus berbagi tempat tidur dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya memasak atau mencuci piring. Jika ada salah seorang yang sakit, maka yang lain harus merawatnya bersama. Hal ini akan menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan.
Rasa kepedulian anak dilatih melalui berbagai kegiatan bakti sosial Pramuka melalui penggalangan bantuan. Melalui kegiatan itu peserta diajarkan untuk saling membantu teman yang sedang sakit atau kesusahan.
Kegiatan Pramuka kerap kali dilakukan di alam bebas. Anggota diajak melihat dan merasakan alam secara nyata. Kegiatan di alam bebas ini diharapkan akan memunculkan kepedulian anggota untuk melestarikan lingkungan yang salah satunya adalah tidak akan melakukan tindakan yang merusak alam.
Aktif di kegiatan pramuka membuat anak-anak sering bertemu dan bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki karakter berbeda-beda. Kesempatan untuk bertemu dan bekerjasama dengan berbagai macam orang ini akan membuat anggota belajar menekan rasa egois, belajar bersosialisasi untuk melakukan kegiatan bersama, dan belajar untuk memecahkan masalah bersama.
Tentunya Pramuka dapat melatih jiwa kepemimpinan anak karena pada kegiatan Pramuka setiap anggota akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin regu.
Kesempatan itu membuat anggota belajar mengenai gaya kepemimpinan dan bagaimana caranya memecahkan masalah yang terbaik untuk semua anggota tim. Secara tidak sadar, sebagai pemimpin regu juga dituntut untuk lebih kreatif dan menyelesaikan tugas dengan menggunakan ide-ide cemerlang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.